Jual Barang Bekas untuk Bangun Masjid

Jual Barang Bekas untuk Bangun Masjid

INOVATIF: Ketua RW 11 Perumnas Ciracas Sumardi (kaos) bersama ketua RT meninjau dagangan warganya dalam acara Pasar Amal yang dihelat di sepanjang Jalan Udapatih RT 01-04, RW 11, Kelurahan Serang, Kota Serang, Minggu (1/11). HARIR BANTEN RAYA SERANG, BANTEN RAYA - Warga Perumnas Ciracas RW 11, Kelurahan Serang, Kecamatan Serang, Kota Serang punya cara berbeda dalam mengumpulkan dana untuk pembangunan masjid di lingkungannya. Umumnya yang sering dilakukan masyarakat adalah galang dana di tengah jalan umum. Namun warga Perumnas Ciracas RW 11 punya cara kreatif dan inovatif. Lalu cara apa yang mereka lakukan? Berikut penjelasannya. Sejak awal Oktober, warga Perumnas RW 11 menggelar Pasar Amal setiap akhir pekan, mulai pukul 06.00-10.00. Lokasi tepatnya di sepanjang Jalan Udapatih, di perumahan tersebut. Warga setempat menggelar dagangannya mulai dari menu sarapan pagi, jajanan kuliner basah, kuliner kering, hingga melelang barang bekas yang masih bernilai ekonomis. https://radarbanyumas.co.id/ridwan-kamil-tinjau-lokasi-masjid-seribu-bulan/ Ketua RW 11 Perumnas Ciracas Sumardi menjelaskan, warga ingin penggalangan dana untuk masjid dilakukan dengan cara-cara kreatif dan elegan. Sebab sebelumnya panitia pembangunan Masjid Al Muhajirin menginginkan dengan cara salar di tengah jalan umum. Cara itu tidak disetujui oleh pengurus RW 11. Sebab imejnya negatif dan menganggu arus kendaraan yang melintas. "Lalu kami menjual barang-barang bekas yang masih bernilai ekonomis. Seperti speaker aktif, lampu tembak 1000 watt, DVD, kursi roda, tabung oksigen, gitar, tongkat penyanggah jalan, tape dek, sokbreker honda jazz, dan tape compo. Ada juga tower air, gitar, kamera kodak, stabilizer, belender, vakum cleaner, gurinda, sarung wadimor, sarung atlas, pakaian, komputer, dan cincin. Harganya bisa nego," ujar Sumardi didampingi Ketua RT 01 Andi Jumhani, Ketua RT 02 Dedi Supriadi, ditemui di sela-sela acara Pasar Amal mengakui bahwa konsep lelang barang bekas dari sedekah warga itu cukup lumanyan hasilnya. Namun Sumardi menilai cara itu tidak akan bertahan lama, sebab barang-barang bekas milik warga pun seiring waktu akan terus ludes. Oleh karena itu, pihaknya kemudian menggagas Pasar Amal. Dengan konsep Pasar Amal, masyarakatnya difasilitasi tempat untuk berjualan di bahu kanan-kiri jalan setiap pagi di akhir pekan. Setiap pedagang menyedekahkan hasil keuntungannya untuk pembangunan Masjid Al Muhajirin melalui panitia Pasar Amal. "Kami tidak mematok keuntungan mereka. Tapi justru dengan tidak dipatok, ada pedagang yang memberikan keuntungannya, sekaligus dengan modal-modalnya kepada kami. Kalau begini kan tangan di atas," ucap dia. Semula Pasar Amal diadakan sebulan dua kali, lantaran antusias masyarakatnya tinggi, pihaknya mengagendakan Pasar Amal setiap akhir pekan. "Minggu pertama kita dapat Rp 5,2 juta. Minggu kedua Rp 5,7 juta. Uang itu berasal dari pendapatan pedagang dan barang bekas yang dilelang," ucapnya. Sumardi berharap cara tersebut dapat mengubah mindset umat muslim dalam menggalang dana untuk setiap kegiatan sosial maupun keagamaan. "Mudah-mudahan titik akhirnya itu citra Islam yang biasa galang dana di jalan kita hilangkan," harap dia. Ketua Panitia Kegiatan Pasar Amal Toto menyebutkan, anggaran untuk pembangunan Masjid Al Muhajirin mencapai Rp 3,2 miliar. Sementara aksi galang dana Masjid Al Muhajirin ditarget kelar hingga akhir tahun 2020. "Sementara konsep ini sampai bulan Desember. Tapi kalau masyarakat masih membutuhkan pasar amal ini berlanjut, kita serahkan kepada masyarakat yang mau jualan. Sepanjang pembangunan masjid belum selesai," kata Toto. Pihaknya pun berencana akan menggelar gowes amal dalam waktu dekat ini. Kegiatan ini masih dalam rangka galang dana pembangunan Masjid Al Muhajirin. "Kita juga akan menggalang dana melalui acara gowes amal tanggal 22 November. Mudah-mudahan pesertanya mencapai target, karena hasil dari gowes amal juga buat didonasikan untuk dana masjid," katanya. (harir)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: