Siswa SMK Dituntut Mahir Bahasa Asing

Siswa SMK Dituntut Mahir Bahasa Asing

60 Siswa Dilatih Kerajinan Kayu BANJARNEGARA – Dengan diberlakukannya MEA, peningkatan kualitas pendidikan SMK terus mendapat sorotan. Selain dituntut untuk semakin kreatif juga dituntut untuk pandai bahasa asing. [caption id="attachment_105110" align="aligncenter" width="800"]LEBIH KREATIF: Ketua Tim penggerak PKK Sri Haryati Sutedjo saat memberikan motivasi kepada peserta pelatihan kerajinan berbahan baku limbah kayu, kemarin LEBIH KREATIF: Ketua Tim penggerak PKK Sri Haryati Sutedjo saat memberikan motivasi kepada peserta pelatihan kerajinan berbahan baku limbah kayu, kemarin
[/caption] Seperi yang disampaikan Ketua Tim Penggerak PKK Banjarnegara Sri Haryati Sutedjo di Aula Dekranasda dalam rangka pelatihan kerajinan berbahan baku limbah kayu, kemarin. Sri Haryati mengatakan keberadaan siswa SMK yang lebih siap menghadapi dunia kerja butuh kesiapan ekstra untuk menghadapi generasi muda asing lainnya. “Menghadapi MEA saat ini kita mesti kreatif, apalagi bagi siswa SMK yang bersiap untuk memasuki dunia kerja, maka harus bisa bersaing dengan tenaga asing,” kata Sri Haryati. Lebih lanjut, ia meminta agar para guru SMK, kedepannya terus mendorong siswanya semakin kreatif. Selain itu juga mau mendorong siswa agar peka teknologi serta pandai berbahasa asing. Mengingat persaingan dengan dunia luar bakal menjadi tantangan nyata. “Kami meminta agar kualitas dan kontinuitas hasil kreatifitas siswa SMK bisa dipertanggungjawabkan ke depannya. Dengan banyaknya kreatifitas ini diharapkan para siswa akan semakin mampu bersaing dengan negara lain khususnya Asean,” tambah dia. Selain membuat kerajinan berbahan baku kayu Tahun 2016 ini Dekranasda juga mengadakan pelatihan membatik bagi Ibu- ibu PKK serta pelatihan pembuatan keramik bagi siswa SLTP yang diikuti masing-masing 60 peserta. Sementara itu, Kepala Bagian Perekonomian Setda Banjarnegara Teguh Handoko mengatakan pelatihan kerajinan berbahan baku limbah kayu tersebut diikuti 60 siswa SMK. Hal ini dimaksutkan untuk meningkatkan nilai tambah khususnya limbah kayu serta meningkatkan kreatifitas generasi muda. “Selain pelatihan, juga akan di gelar lomba batik, bagi siswi-siswi, lomba membuat alat permainan anak atau edukasi berbahan baku lokal serta fasilitasi pemasaran dan promosi, Capacity Buliding pengrajin ke ISI dan sebaliknya serta pengembangan aktualisasi siswa dan apresiasi kerajinan,” kata Teguh Handoko. (uje)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: