Tradisi Tingalan, Momen Kerukunan Hindu dan Islam di Klinting
Umat Hindu dan Islam berbaur kepungan tradisi tingalan di rumah Sri Wahyuningsih, Senin (20/1/2025) malam yang digelar setiap 35 hari sekali atau selapanan. -SRI UNTUK RADARMAS-
BANYUMAS, RADARBANYUMAS.CO.ID - Umat Hindu dan Islam di Desa Klinting Kecamatan Somagede terutama di lingkungan RT 6 RW 2 berbaur dalam tradisi tingalan. Acara untuk memperingati hari lahir atau weton seseorang menjadi momen kerukunan dua keyakinan agama berbeda.
Umat Hindu warga setempat Sri Wahyuningsih menceritakan tradisi tingalan khusus untuk kepala keluarga mengundang warga lingkungan sekitar. Tradisi ini digelar setiap 35 hari sekali atau selapanan.
"Di sini sudah adatnya setiap rumah baik yang Islam maupun Hindu mengadakan tingalan," kata Sri, Selasa (21/1/2025).
Hampir saban hari, terdapat warga penganut Islam maupun Hindu yang menyelenggarakan tradisi tingalan. Bahkan dalam sehari bisa sampai dobel. Sebab, ada beberapa kepala keluarga memiliki weton yang sama.
BACA JUGA:Trenyuh, Umat Hindu Ngembak Geni dan Dharma Santi
BACA JUGA:Melasti, Upacara Serangkaian Nyepi Umat Hindu
Tradisi tingalan membuat tumpeng selauknya namun tanpa dilengkapi olahan ayam. Warga sekitar datang untuk berdo'a bersama dilanjutkan kepungan. Biasanya dihelat pada malam hari.
"Tingalan adalah tradisi turun temurun. Tanpa mengundang lagi di setiap selapanan, warga sudah saling hafal weton masing-masing sehingga otomatis datang," papar Sri.
Sementara itu, disebut Sri bahwa tradisi tingalan anggota keluarga di kepercayaan Hindu cukup di pasren atau pesucen tanpa mengundang warga. Cukup membuat tumpeng kecil selauknya lalu diletakan di pasren atau tempat suci di rumah.
Terpisah, Pemangku Pura Pedaleman Giri Kendeng Budi Santoso memaparkan tradisi tingalan atau memperingati hari lahir setiap 35 hari sekali merupakan sebagai wujud bhakti dan rasa syukur kepada Sang Pencipta.
BACA JUGA:Mengenal Perbedaan Galungan dan Kuningan Hari Raya Umat Hindu
BACA JUGA:Umat Hindu Rayakan Hari Suci Galungan
"Syukur pada Sang Pencipta yang telah memberikan banyak anugrah baik keselamatan kesehatan rejeki dan lain sebagainya," jelas Budi.
Tradisi tingalan masih terus lestari karena weton menggambarkan kombinasi energi hari dengan energi pasaran yang dapat memberikan pengaruh terhadap kehidupan individu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: