Usaha Potong Ayam Bikin Runyam, Warga RT 1 RW 3 Desa Bantarwuni Minta Rumah Potong Ayam Direlokasi
MEDIASI. Suasana mediasi di Balai Desa Bantarwuni, atas tindak lanjut keluhan warga RT 1 RW 3 Grumbul Gombongan, Gang Kresna. -JUNI R/RADARMAS-
PURWOKERTO, RADARBANYUMAS.CO.ID - Feri prasetyo, sudah lupa. Bagaimana nikmatnya menghirup udara segar, dengan leluasa. Sudah tiga tahun lebih, ia dan keluarga juga tetangga mesti mencium aroma tidak sedap.
Asalnya dari rumah potong ayam. Yang lokasinya persis dari sebelah rumahnya. Level bau yang ia terima dari aktivitas rumah potong itu, sudah sangat beragam. Dari yang hanya bau. Sampai bau yang begitu menyengat, sudah ia rasakan.
"Udara segar itu hanya dari jam 12.00 siang sampai jam 16.00. Kalau lagi beruntung jam 12.00 sampai jam 18.00, karena ayamnya belum datang," kata warga Grumbul Gombongan, Gang Kresna, RT 1 RW 3 Desa Bantarwuni itu.
Bau, bukan satu-satunya yang menguji kesabarannya. Aktivitas potong ayam, dan bongkar muat ayam jelas mengundang banyak lalat.
BACA JUGA:Oknum Perangkat Desa Bantah Mencuri Pakan Ayam, Mengaku Membayar kepada Anak Kandang
BACA JUGA:Kandang Terbakar di Desa Krenceng, Satu Ekor Sapi Mati Terpanggang
"Saya sampai malu, jika ada tamu. Karena suguhan untuk tamu dilalatin semua," ucapnya.
Yang semakin membuatnya mengelus dada ialah, aktivitas potong ayam sudah dimulai sejak jam 02.30 pagi. Sejak itu pula bunyi bising dinamo mesin perontok ayam, mulai menyala sampai pukul 07.00.
"Sudah tiga tahun. Orang istirahat menjadi terganggu. Jam 02.30 pagi sudah mulai aktivitas dinamo untuk perontok bulu ayam getar dan suaranya masuk ke rumah," ujarnya.
Lalu lalang kendaraan yang memuat ayam, ia sebut, juga sangat padat. Terkadang sopirnya ngebut. Padahal jalan kompleknya itu tidak lebar. Juga banyak anak-anak. Yang begitu menurutnya, membahayakan.
BACA JUGA:Kandang Ayam di Karangmoncol Terbakar, Pemilik Kandang Alami Kerugian Rp 5 Miliar
"Tidak nyaman. Pertama kualitas hidup karena berisik, seperti aktivitas pasar yang pindah ke pemukiman. Trafficnya di Gombongan, harusnya tidak sepadat itu. 90 persen yang lewat adalah kendaraan yang mengangkut ayam," ujarnya.
Menurutnya, sejak awal dari rumah potong ayam berdiri sekitar akhir 2019 tidak ada komunikasi dari pemilik rumah potong ayam dengan warga Grumbul Gombongan, Gang Kresna RT 1 RW 3. Ia pribadi, sudah mencoba komunikasi secara personal dengan pemilik rumah potong ayam. Apa yang ia keluhkan, terkait bau, bising, juga lalat sudah ia sampaikan. Tetapi buntu. Belum ada titik temu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: