Satu Tahun Berstatus Waspada, Suhu Panas di Banyumas Tidak Terkait Aktifitas Vulkanik Gunung Slamet
Cuaca masih tak menentu dan hujan belum merata, petugas pemeliharaan taman masih melakukan penyiraman tanaman sekitar alun-alun Purwokerto, Jumat (4/10/2024)-DIMAS PRABOWO/RADARMAS-
PURWOKERTO, RADARBANYUMAS.DISWAY.ID - Berdasarkan pengamatan terbaru di awal bulan Oktober ini, Gunung Slamet (3428 mdpl) masih berada pada status Level II atau Waspada.
KESDM, Badan Geologi, PVMBG Pos Pengamatan Gunungapi Slamet melalui Kepala BPBD Banyumas, Budi Nugroho, menjelaskan bahwa, status Gunung Slamet masih sama, sejak PVMBG menyatakan status tersebut pada tanggal 19 Oktober tahun 2023 lalu.
Meskipun demikian, aktivitas gunung slamet pada level tersebut belakangan sering dikaitkan dengan kenaikan suhu udara di wilayah Kabupaten Banyumas dan sekitarnya yang dirasa cukup panas. Padahal gunung slamet sendiri masih terpantau stabil, dengan beberapa tanda-tanda kegempaan yang masih kerap terjadi.
"Pada periode pengamatan, tercatat 8 kali gempa hembusan dengan amplitudo 3-4 mm dan durasi 8-16 detik, serta 1 gempa vulkanik dalam dengan amplitudo 4 mm selama 11 detik," jelas Budi.
BACA JUGA:Senam Bersama Masyarakat, Fahmi-Dimas Sampaikan Ini
Kondisi cuaca di sekitar Gunung Slamet bervariasi, dengan suhu udara antara 21.8 hingga 30.2 derajat Celsius dan kelembaban 55 hingga 80 persen.
Dengan demikian, Budi mengimbau masyarakat dan wisatawan untuk mematuhi larangan yang dikeluarkan pihak PVMBG dengan tidak mendekati area kawah dalam radius 2 kilometer, mengingat potensi bahaya yang masih ada.
"Gunung Slamet masih menunjukkan aktivitas vulkanik rendah, tremor menerus dengan amplitudo dominan 0.5 mm masih terjadi, dan status Waspada tetap dipertahankan. Maka warga dan pengunjung harus menjaga jarak aman yang ditetapkan," tambah Budi.
BACA JUGA:Warga Sampaikan Harapan Ini di Sambat Mas Season 3
Terpisah, Teguh Wardoyo, Kepala Kelompok Teknisi (Kapoksi) Stasiun Meteorologi Tunggul Wulung, menjelaskan terkait meningkatnya suhu udara panas yang terjadi dalam beberapa hari terakhir di wilayah Kabupaten Banyumas, Cilacap dan sekitarnya dipicu karena gerak semu matahari.
"Kenaikan suhu ini dipengaruhi peredaran semu matahari. Saat ini matahari berada di belahan bumi selatan, sehingga suhu di wilayah ini cenderung lebih panas. Ini adalah fenomena alam yang rutin terjadi,” jelas Teguh.
Teguh mengatakan, pihaknya mencatat suhu panas di bulan September-Oktober ini masih kategori normal. Dikisaran 31-32 derajat celcius.
BACA JUGA:Warga Sampaikan Harapan Ini di Sambat Mas Season 3
"Suhu panas, tetapi masih kategori Normal, catatan kami di bulan Oktober 2016 pernah mencapai suhu 34 derajat Celcius," ungkap Teguh saat dihubungi melalui pesan WhatsApp, Rabu (5/10/2024).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: