Kartu Tani Dianggap Masih Kurang Efektif

Kartu Tani Dianggap Masih Kurang Efektif

Petani mengoperasikan mesin traktor untuk mengolah sawah, Selasa (26/3/2024) di areal persawahan Kelurahan Sumpiuh.-Fijri Rahmawati/Radar Banyumas-

BANYUMAS, RADARBANYUMAS.DISWAY.ID - Kebijakan Kartu Tani masih dianggap kurang efektif bagi sebagian petani. Sebab, perhitungan kuota pupuk subsidi berdasarkan luasan lahan sawah yang digarap oleh petani.

Sedangkan realita kebutuhan pupuk tidak selalu persis sebagaimana patokan perhitungan yang ditetapkan oleh pemerintah. Kerap terjadi kuota yang tersedia tidak mencukupi untuk memupuk tanaman padi selama satu tahun.

"Adanya Kartu Tani masih mempersulit petani, jadi tidak bisa membeli pupuk sesuai dengan yang kita butuhan," ujar Wahyudi.

Di Kartu Tani telah tercatat kuota pupuk subsidi yang dapat dibeli oleh petani untuk jangka waktu satu tahun. Sehingga, petani harus cermat betul dalam memperhitungkan ketersediaan pupuk agar setiap musim tanam tidak kurang.

BACA JUGA:Petani Kesulitan Gunakan Kartu Tani, Stok Pupuk Bersubsidi Menumpuk

BACA JUGA:Kartu Tani Dijatah Pupuk Majemuk

Sementara itu, Kartu Tani juga dapat digunakan sebagai tabungan oleh petani. Justru kebanyakan diisi saldo hanya ketika akan transaksi pupuk.

Petani lainnya, Kasiyem menuturkan Kartu Tani miliknya ditinggal di Kios Pupuk Lengkap (KPL) untuk mengantisipasi hilang apabila disimpan sendiri. Rekening tidak pernah diisi untuk tabungan.

"Kartu Tani dititipkan ke yang punya kios pupuk. Kalau mau beli, baru kasih uang untuk mengisi kartu tani. Tidak pernah menabung dulu untuk membeli pupuk," papar Kasiyem.

Dengan demikian, manfaat lain dari Kartu Tani tidak dirasakan oleh kebanyakan petani. Sebab, hanya sebatas untuk transaksi pupuk subsidi.

Harga eceran tertinggi pupuk subsidi yang ditetapkan oleh pemerintah pada kartu tani yaitu satu kilogram urea Rp 2.250. Sedangkan, phonska selisih tipis Rp 2.300. (fij)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: