Banyumas Terima Hibah USD 150 Ribu dari UNCDF untuk Program Smart Green City
Bupati Banyumas menemui perwakilan dari UNCDF di ruang Joko Kaiman Komplek Pendopo Si Panji Purwokerto, Kamis lalu (12/6/2025). -HUMAS PEMKAB BANYUMAS UNTUK RADARMAS-
BANYUMAS, RADARBANYUMAS.CO.ID – Kabupaten Banyumas mendapat hibah senilai USD 150.000 atau sekitar Rp 2,4 miliar dari United Nations Capital Development Fund (UNCDF) untuk mendukung pengembangan konsep smart green city. Dana hibah dari badan pendanaan pembangunan PBB itu difokuskan pada peningkatan pengelolaan sampah di luar lingkup Dinas Lingkungan Hidup.
Dana hibah akan disalurkan melalui dua pihak penerima manfaat, yakni PT Banyumas Investama Jaya (Perseroda) dan PT Greenprosa Adikara Nusa (Greenprosa). Keduanya dipilih langsung oleh UNCDF karena telah memiliki sistem pengelolaan sampah terpadu atau Integrated Waste Management.
Perwakilan dari Badan Pengelola Dana Lingkungan Hidup (BPDLH), Sendi, menjelaskan bahwa Banyumas menjadi salah satu daerah terpilih dalam Program Smart Green Asian Cities (SGAC). Penilaian tersebut didasarkan pada konsistensi Banyumas dalam mengelola sampah dan mampu menghasilkan nilai ekonomis dari pengelolaan tersebut.
“Program yang dimiliki oleh UNCDF ini salah satunya memang untuk pengelolaan sampah. Banyumas dianggap sudah bisa mengelola dengan baik, sehingga layak menjadi penerima hibah,” ujar Sendi, Kamis (12/6/2025).
Sendi menyebutkan, karena secara aturan dana hibah dari luar negeri tidak bisa langsung diberikan kepada pemerintah daerah, maka dilakukan asesmen oleh UNCDF untuk menentukan penerima manfaat. BPDLH sendiri bertindak sebagai fasilitator dalam proses pengeluaran dana hibah tersebut.
“PT BIJ akan mensupport peningkatan kapasitas produksi RDF, sedangkan Greenprosa akan mendukung peningkatan kapasitas produksi serta pembinaan kelompok swadaya masyarakat (KSM) untuk budidaya maggot BSF,” jelasnya.
Pihaknya menargetkan implementasi program sudah bisa dimulai pada awal Juli setelah proses administrasi selesai disusun bulan ini.
Direktur PT BIJ, Andharu Haryo Nugroho, mengatakan pihaknya menerima sekitar USD 120.000 dari total hibah. Dana tersebut akan dicairkan secara bertahap hingga akhir 2025, sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Indonesia.
“Dengan adanya hibah ini, kami ditargetkan menghasilkan RDF sebanyak 56 ton per hari. Sebelumnya hanya 8 ton per hari. Ini tentu akan membantu Pemkab Banyumas dalam pengelolaan sampah secara lebih maksimal,” katanya.
Sementara itu, Direktur Greenprosa, Arky Gilang Wahab, menyebut dana hibah yang diterima pihaknya sekitar USD 30.000. Dana itu akan difokuskan pada pembinaan KSM yang selama ini sudah menjalankan kegiatan pengelolaan sampah di wilayah masing-masing.
“Distribusi ke KSM tidak bisa langsung, karena ada dua persoalan utama. Pertama, bagaimana membimbing KSM agar lebih profesional. Kedua, masih lemahnya kelembagaan KSM yang ada,” jelas Arky.
Dukungan terhadap Banyumas juga datang dari Kementerian Lingkungan Hidup. Perwakilan Direktorat Penanganan Sampah KLHK, Agus Supriyanto, mengungkapkan bahwa Banyumas menjadi contoh daerah yang konsisten dalam mengelola sampah sejak 2018.
“UNCDF pun mengakui, Banyumas lebih baik dibanding kota-kota lain di negara-negara Asia. Itu sebabnya beberapa waktu lalu pernah ada kegiatan khusus dari UNCDF yang digelar di sini,” ucap Agus.
Bupati Banyumas, Sadewo Tri Lastiono, menyampaikan apresiasinya atas dukungan dari UNCDF dalam bentuk hibah ini. Ia menyatakan komitmennya untuk terus menerima program-program bantuan selama sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Indonesia.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:


