Jembatan Merah Masih Jadi Idola Jalan Alternatif Karangmoncol- Purbalingga
Ujung jembatan merah masih tertanam kokoh portal, terlihat kendaraan sedang melintas, Rabu 9 April 2025 siang.-Amarullah Nurcahyo/Radarmas-
PURBALINGGA, RADARBANYUMAS.DISWAY.ID - Terlepas kasus yang masih ditangani, keberadaan jembatan Tegalpingen antar kecamatan (Pengadegan)-Pepedan (Karangmoncol) atau lebih dikenal dengan jembatan merah, hingga saat ini masih menjadi idola jalan alternatif. Yaitu dari PURBALINGGA kota ke Karangmoncol via Pengadegan.
Padahal di oprit jembatan masih tertanam portal permanen dengan besi cor di dua sisi. Musim lebaran kemarin, sampai sekarang, kendaraan motor dan mobil kecil masih melintas.
"Lebih pendek jalurnya jika akan ke.Karamgmoncol dari Purbalingga. Dari pada muter lewat Bobotsari, Karanganyar, Kertanegara," kata Angga, warga Karangmoncol yang memiliki aktifitas di kota Purbalingga.
Lain lagi pengajuan Rizal warga Rembang, saat pulang dari Purbalingga malam hari, tetap memilih jalur jembatan merah. Namun kondisi jalan tidak begitu mulus dan lampu penerangan jalan kurang.
BACA JUGA:Kasus Jembatan Merah Mulai Disidangkan di Pengadilan Tipikor
BACA JUGA:Jembatan Merah Purbalingga Riwayatmu Kini, Masih Diportal dan Warna Cat Kian Pudar
"Selain lampu jalan kurang, ada jalan patah beberapa puluh meter sebelum jembatan merah. Harus tetap hati-hati hati," katanya.
Ia juga mengingatkan, sat sampai di portal jembatan, ada baiknya spion ditekuk. Karena untuk kendaraan roda empat, sangat mepet.
Seperti diketahui, berdasarkan rekomendasi Komisi Keselamatan Jembatan dan Terowongan Jalan (KKJTJ) beberapa tahun lalu, jembatan merah perlu perbaikan agar layak dilalui kendaraan besar dan berat.
Jembatan sepanjang 130 meter itu melintang di atas aliran Sungai Karang, menghubungkan Desa Pepedan, Kecamatan Karangmoncol dan Desa Tegalpingen Kecamatan Pengadegan. Pembangunannya dilaksanakan tahun 2017 dengan anggaran Rp 28 Miliar.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:


