Calon Paus dari Indonesia, Inilah Perjalanan Hidup Kardinal Suharyo
Mengenal Ignatius Kardinal Suharyo Hardjoatmodjo--
Tak lama setelahnya, ia dikirim ke Roma untuk melanjutkan pendidikan di Universitas Urbaniana. Di sana, ia meraih gelar doktor dalam bidang Teologi Biblis pada tahun 1981.
Sekembalinya ke Indonesia, Suharyo aktif dalam dunia akademik sebagai dosen di Fakultas Teologi Wedabhakti. Ia dikenal sebagai pengajar yang sistematis dan membumi, terutama dalam mata kuliah Kitab Suci.
Karier Kepemimpinan Gerejawi
Perjalanan kepemimpinan gerejawi Suharyo dimulai saat ia diangkat menjadi Uskup Agung Semarang pada tahun 1997. Ia menerima pentahbisan uskup pada 22 Agustus 1997.
BACA JUGA:Pneumonia Serang Paus Fransiskus Sebelum Wafat, Ini Gejala dan Bahayanya
BACA JUGA:Paus Angkat Kardinal Baru dari Indonesia
Pada tahun 2006, ia dipercaya memimpin Ordinariat Militer Indonesia untuk melayani umat Katolik di kalangan militer dan kepolisian. Tugas ini menuntut pemahaman spiritual sekaligus kedekatan dengan dinamika kehidupan nasional.
Kemudian, pada 29 Juni 2010, Suharyo dilantik sebagai Uskup Agung Jakarta menggantikan Kardinal Julius Darmaatmadja. Jabatan ini ia emban hingga sekarang, menjadikannya salah satu tokoh utama Gereja Katolik di Indonesia.
Dari Imam Diosesan Menjadi Kardinal
Berbeda dengan sejumlah kardinal lain yang berasal dari ordo religius seperti Jesuit atau Fransiskan, Suharyo adalah seorang imam diosesan. Ia tidak terikat pada aturan hidup komunitas religius tertentu, melainkan bertugas langsung dalam struktur keuskupan.
Imam diosesan seperti Suharyo biasanya fokus pada pelayanan pastoral di paroki dan wilayah keuskupan. Ini membuat pendekatannya terhadap umat menjadi lebih langsung dan kontekstual dengan kehidupan masyarakat setempat.
BACA JUGA:Paus Fransiskus Meninggal Dunia di Usia 88 Tahun, Sosok Revolusioner dalam Gereja Katolik
BACA JUGA:Doa Paus Fransiskus untuk Indonesia Pasca Bom Bunuh Diri di Gereja Katedral Makassar
Pada 5 Oktober 2019, Paus Fransiskus mengangkat Suharyo sebagai kardinal dalam konsistori khusus di Basilika Santo Petrus. Ia menjadi orang Indonesia ketiga yang dianugerahi gelar ini.
Keterlibatan dalam Organisasi Gereja Nasional
Suharyo juga aktif dalam Konferensi Waligereja Indonesia (KWI), sebuah lembaga yang menghimpun para uskup di Indonesia. Ia pernah menjabat sebagai Sekretaris Jenderal KWI pada tahun 2000–2006.
Kemudian, ia terpilih sebagai Presiden KWI untuk tiga periode berturut-turut dari tahun 2012 hingga 2021. Kepemimpinannya mencerminkan kematangan spiritual sekaligus visi kebangsaan yang kuat.
Di tingkat internasional, Suharyo menjadi suara penting dalam menjembatani nilai-nilai Katolik universal dengan kekhasan budaya Asia. Ia sering diundang dalam forum teologi dan sosial lintas negara.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:


