Banner v.2
Banner v.1

Film Populer Avatar: The Way of Water di Purwokerto, Orang Tua: Pas Buat Anak, Inspirasi Film dari Indonesia

Film Populer Avatar: The Way of Water di Purwokerto, Orang Tua: Pas Buat Anak, Inspirasi Film dari Indonesia

Film Avatar The Way of Water --

"Semua budaya Na'vi tidak mau menebang pohon, menggergajinya jadi kayu potong, dan membangun bangunan dari kayu itu. Mereka ingin berintegrasi dengan alam dengan cara simbiosis yang alami dan yang menunjukkan rasa syukur atas lingkungan hidup mereka. Jadi kami harus menghadirkan arsitektur khas mereka (di film ini)," sambungnya.

Dalam film bioskop Avatar 2: The Way of Water, terlihat nuansa tempat tinggal suku Bajo, di mana Desa Awa'atlu tempat orang Na'vi suku Metkayina tinggal berada di tepi pantai yang diisi rumah-rumah panggung dan atap-atap anyaman, salah satunya juga ditempati Jake Sully dan Neytiri.

Berikut ini 5 fakta suku Bajo yang menjadi inspirasi Film Avatar 2: The Way of Water.

1.Kemampuan Menyelam tak Perlu Diragukan

Orang suku Bajo mampu menyelam di air lebih lama dibanding manusia umumnya. Mereka diketahui memiliki kemampuan menyelam hingga kedalaman 70 meter selama 13 menit tanpa alat bantu nafas atau oksigen. 

Sedangkan, rata-rata manusia awam hanya sanggup bertahan 30 sampai 60 detik di dalam air tanpa alat bantu nafas.

Orang suku Bajo dikenal kuat berenang dan menyelam dalam waktu panjang tanpa memerlukan baju khusus maupun alat bantu pernapasan saat menyelam. Mereka hanya memakai kacamata renang dari kayu untuk mencegah air masuk ke mata.

Hasil penelitian dari sekelompok ilmuwan dari University of Copenhagen dan University of California mendapati, orang dari suku Baju memiliki organ limpa 50 persen lebih besar daripada manusia pada umumnya. 

Para peneliti juga menyebutkan, keahlian orang Bajo merupakan bentuk dari terjadinya mutasi gen akibat seleksi alam memungkinkan penampungan oksigen yang lebih banyak untuk menyelam. Hampir seluruh orang suku Bajo diketahui terlahir dengan perbedaan gen tersebut.

2.Penjelajah atau Pengembara Laut 

Suku Bajo erat kaitannya  dengan laut dan kerap dijuluki sebagai pengembara laut. Ketika menjelajah lautan, suku Bajo hanya bermodalkan perahu kuno. 

Mereka  hanya mengandalkan posisi bintang, tanpa menggunakan peralatan penunjuk arah modern untuk memandu perjalanan.

Dulunya, masyarakat suku Bajo secara nomaden di atas perahu atau tinggal di perahu yang mengapung di lautan. Mereka hidup dengan menjelajahi lautan, berpindah dari satu pesisir ke pesisir lain.

Namun begitu, kini orang-orang suku Bajo tinggal di daratan atau dengan kata lain mereka hidup menetap di pesisir pantai atau di atas perairan laut dangkal.

3.Asal Usul Orang Suku Bajo

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber: