Asal Muasal Taman Rasam, yang Menjadikan View Kereta Sebagai Daya Tarik Utama
UNIK: Pengunjung menikmati pemandangan kereta lewat yang menjadi daya tarik utama Taman Rasam di Kelurahan Kober, Purwokerto Barat.-ALWI SAFRUDIN/RADARMAS-
Nekat Jalan Meski Sempat Ditolak, Semua Demi Bahagiakan Anak
Berawal dari rasa ingin membahagiakan anak di tengah keterbatasan ekonomi, Akhmad Sunarto, pensiunan guru SD, mengubah lahan kosong bekas pembuangan sampah milik PT KAI di kawasan Kober, Purwokerto Barat, menjadi taman rekreasi yang kini dikenal dengan nama Taman Rasam.
ALWI SAFRUDIN, Purwokerto
Warga asli Kober RT 7 RW 1, yang biasa dipanggil Sunarto, mengaku dulu kerap kesulitan mengajak anaknya rekreasi karena biaya yang tak terjangkau. Dari situ, muncul gagasan sederhana: menciptakan tempat rekreasi sendiri yang murah dan bisa dinikmati banyak orang.
Pada 2008, ia mulai "nekad" membersihkan lahan itu seorang diri, meratakan tanah, menanam pohon peneduh, hingga membangun talud untuk mencegah longsor. Meski sempat ditolak saat mengajukan pembangunan talud ke pemkab, karena status lahan bukan milik pemerintah daerah, ia tetap melanjutkan dengan dana dan tenaga sendiri.
Sunarto menyadari penuh bahwa lahannya milik PT KAI. Ia tak keberatan jika sewaktu-waktu harus dikembalikan.
BACA JUGA:Budidaya Ular Ranjau Darat Albino Pertama di Dunia
"Umpamanya mau dibangun kantor PT KAI atau dobel track, ya silakan. Asal jangan untuk komersial," ucapnya.
Fasilitas taman pun terus berkembang. Aula dibangun lewat bantuan dari Bidang Pengendalian Pembangunan Banyumas yang diberikan setiap tiga bulan. Ia juga membuat sendiri miniatur lokomotif, pesawat, dan permainan anak untuk menarik pengunjung.
Meski sempat mendapat penolakan dari warga sekitar, bahkan pedagang yang berjualan di taman banyak berasal dari luar Kober. Sunarto tetap teguh pada prinsipnya: taman ini bukan bisnis pribadi. Dana parkir digunakan sepenuhnya untuk pengembangan fasilitas, perawatan taman, dan sebagian disisihkan untuk amal.
"Selagi bisa berbuat baik, kenapa tidak," ujarnya.
Kini, Taman Rasam menjadi ruang publik yang memicu kegiatan ekonomi warga dan mempererat hubungan sosial. Secara tidak langsung, dukungan PT KAI hadir dalam bentuk bantuan potongan rel bekas yang diolah menjadi tempat duduk.
Pengunjung taman datang dari berbagai daerah, seperti Banjarnegara, Wonosobo, Tasikmalaya, hingga Majenang. Dalam empat tahun terakhir, jumlah pengunjung terus meningkat. Taman ini buka setiap hari, dari pukul 08.00 hingga 19.00 WIB.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:


