Banner v.2
Banner v.1

Dibalik Sikap Tegas Kajari Banjarnegara Fadhila Maya Sari, Selalu Pertimbangkan Empati di Tiap Keputusan Hukum

Dibalik Sikap Tegas Kajari Banjarnegara Fadhila Maya Sari, Selalu Pertimbangkan Empati di Tiap Keputusan Hukum

Kepala Kejari Banjarnegara Fadhila Maya Sari.-PUJUD/RADARMAS-

Tidak semua orang menapaki jalur karier yang sesuai dengan cita-cita masa kecil. Namun, bagi Fadhila Maya Sari, hidup ternyata punya caranya sendiri untuk mengantar seseorang menuju panggilan sejatinya.

Kini menjabat sebagai Kepala Kejaksaan Negeri (Kajari) Banjarnegara, Fadhila menjadi contoh nyata bagaimana keteguhan, empati, dan dedikasi bisa membuka jalan yang tak pernah dibayangkan sebelumnya.

PUJUD ANDRIASTANTO, Banjarnegara

Perempuan kelahiran Bandung ini semula tak pernah bercita-cita menjadi jaksa. Usai lulus dari Fakultas Hukum Universitas Padjadjaran, impiannya adalah menjadi notaris. Dunia kejaksaan sama sekali tidak pernah terpikirkan.

Namun, keputusan untuk mendaftar sebagai calon jaksa—yang awalnya hanya bentuk bakti pada orang tua—ternyata menjadi titik balik hidupnya.

BACA JUGA:Kisah Rochmat Sodiqin (64), Tukang Sol Sepatu Naik Haji, Tak Mau Berhutang Tabung Rp 500 Ribu Sebulan

BACA JUGA:Para Perempuan Penyadap Pinus di Watuagung, Untai Harap dari Tetes Getah di Bawah Ancaman Petir

“Awalnya saya sempat menolak karena merasa bukan di jalur saya. Tapi saya jalani karena ini bentuk bakti saya pada orang tua. Ternyata ini jalan terbaik,” tutur Fadhila, saat ditemui di ruang kerjanya, Jumat (2/5/2025).

Perjalanan Fadhila di dunia hukum dimulai pada 2005 saat ia bergabung dengan Korps Adhyaksa. Setahun kemudian, ia resmi menjadi Pegawai Negeri Sipil, lalu menempuh pendidikan jaksa di tahun 2007. Hanya setahun berselang, ia dipercaya menjadi Kepala Sub Seksi Penyidikan.

Sejak itu, tangga karier ia naiki satu demi satu, hingga akhirnya dipercaya menjadi Kajari pertama kali di Muara Bungo, Jambi, dan kini di Banjarnegara.

Di balik sikap tegas yang kerap melekat pada profesi jaksa, Fadhila menaruh perhatian besar pada aspek kemanusiaan dalam setiap keputusan hukumnya. Baginya, menjadi jaksa bukan semata tentang menegakkan aturan, tetapi juga tentang memahami manusia di balik pelanggaran.

BACA JUGA:Koalisi dengan Masyarakat, Miftahul Ulum Berhasil Jabat DPRD Selama Empat Periode

BACA JUGA:Mengenal Cara BPBD Purbalingga Merawat Peralatan dan Perlengkapan

“Memasukkan orang ke penjara bukan sesuatu yang dibanggakan. Itu kewenangan hukum yang harus dijalankan dengan sangat hati-hati dan penuh tanggung jawab,” tegasnya.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber:

Berita Terkait