Banner v.2
Banner v.1

Banyak Usia Produktif di Cilacap Alami Gangguan Jiwa

Banyak Usia Produktif di Cilacap Alami Gangguan Jiwa

Kepala Bidang Pelayanan Keperawatan RSUD Cilacap, Edi Sucipto.-RAYKA/RADARMAS-

CILACAP, RADARBANYUMAS.CO.ID - Kasus gangguan jiwa di Kabupaten Cilacap menunjukkan tren yang mengkhawatirkan. Tak hanya meningkat dari segi jumlah, sebagian besar penderitanya justru berasal dari kalangan usia produktif, mulai dari pelajar SMP hingga usia 45 tahun.

Hal ini diungkapkan oleh Kepala Bidang Pelayanan Keperawatan RSUD Cilacap, Edi Sucipto. Ia menyebut, saat ini rata-rata 30 hingga 50 pasien gangguan mental datang setiap harinya untuk mendapatkan layanan kesehatan jiwa.

"Pasien gangguan jiwa banyak dari usia produktif, ada pelajar SMP, usia remaja, dewasa muda hingga 45 tahun, dari wilayah Cilacap timur sampai barat. Hampir tiap hari penuh, tidak ada tempat kosong," ujar Edi, Selasa (1/7/2025).

Merespons lonjakan kasus, RSUD Cilacap kini menghadirkan Harmoni Center, pusat pelayanan kesehatan jiwa terpadu yang telah mulai uji coba sejak 23 Juni 2025. Pada hari pertama dibuka, tercatat 76 pasien langsung memanfaatkan layanan tersebut.

BACA JUGA:Pendaftaran Posisi Sekda dan Sekwan Cilacap Sudah Memenuhi Kuota, Pendaftaran Ditutup

"Harmoni Center ini kita rancang terintegrasi, dari pasien datang, diperiksa dokter, kalau perlu tindakan bisa langsung dilakukan, obat juga diambil di tempat yang sama, bahkan pembayaran pun di situ. Semua layanan jadi satu pintu," jelas Edi.

Dikatakan, di tempat tersebut juga dilengkapi ruang rawat inap untuk pasien gangguan jiwa dan penyalahguna narkoba. Saat ini tersedia 16 tempat tidur yang hampir selalu terisi. Lama perawatan berkisar antara satu hingga dua minggu per pasien.

"Karena hampir selalu penuh, kami akan menambah ruang rawat secara bertahap. Semester dua tahun 2026 akan kita mulai pengembangan," ujarnya.

Untuk mengimbangi meningkatnya jumlah pasien, pihaknya juga terus memperkuat sumber daya manusia. Tercatat saat ini ada dua dokter spesialis jiwa, tiga psikolog, serta satu perawat spesialis kejiwaan. Selain itu, sekitar 80 persen tenaga layanan jiwa telah mengikuti peningkatan kompetensi.

"Tenaga kami sudah mampu dan kompeten. Pelayanan juga kami rancang agar memberikan kenyamanan dan kepuasan bagi pasien dan keluarga," pungkasnya.

Edi menambahkan, diharapkan masyarakat yang mengalami gangguan jiwa dapat tertangani lebih cepat dan lebih baik, serta stigma terhadap isu kesehatan mental semakin berkurang. (ray) 

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber: