Pemulangan Jenazah PMI Warga Banyumas di Peru Terkendala Biaya
Yetti Purwaningsih (53) TKI di Peru asal Desa Pageraji, Cilongok.-DOK KELUARGA UNTUK RADARMAS-
BANYUMAS, RADARBANYUMAS.CO.ID – Seorang Pekerja Migran Indonesia (PMI) warga Desa Pageraji, Kecamatan Cilongok, dikabarkan meninggal dunia di Negara Peru, Amerika Selatan. Keluarganya mendapatkan kabar bahwa Yetty Purwaningsih (53) meninggal dunia pada Selasa (25/02/2025).
Namun, sampai saat ini jenazah korban belum bisa dipulangkan ke Indonesia. Meskipun pihak keluarga almarhum telah berkordinasi dengan pihak terkait, termasuk melalui Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Dinakertrans) Kabupaten Banyumas.
Sejak 20 tahun lalu, Yetti telah merantau ke Peru untuk bekerja sebagai Tenaga Kerja Indonesia (TKI), hingga akhirnya dapat membuka usaha sendiri di bidang kuliner di negara dengan Ibu kota Lima.
Menurut Mursito (47), adik kandung Yetty, kakaknya selalu menjaga komunikasi dengan keluarganya di Indonesia. Ia bercerita, terakhir kali berkomunikasi, pada 31 Januari 2025, Yetti menghubungi Mursito melalui panggilan video, mengabarkan bahwa dirinya sedang sakit, walaupun masih tetap bisa beraktivitas seperti biasa.
BACA JUGA:Banyak Pekerja Kontrak di Perusahaan Purbalingga, KSPSI Turun Tangan
BACA JUGA:Pasang Baja Ringan, Pekerja Bangunan di Kutasari Tersengat Listrik
"Komunikasi terakhir Kami lewat video call pada tanggal 31 Januari. Kakak bilang sedang sakit di tenggorokan, tapi masih bisa beraktivitas seperti biasa," ucap Mursito kepada wartawan, Kamis (6/3/2025).
Namun, ternyata video call itu menjadi percakapan terakhir mereka. Setelah itu, Yetti tak lagi bisa dihubungi. Hingga pada 25 Februari 2025, kabar duka datang dari Peru, melalui KBRI di Peru, mereka mengonfirmasi bahwa Yetti telah meninggal dunia pada tanggal 22 Februari 2025.
Keluarga almarhumah Yetty berharap agar jenazah bisa segera dipulangkan ke Banyumas. Mursito, mengungkapkan bahwa pihak keluarga sudah menghubungi Kemenlu dan KBRI di Peru, namun belum ada kepastian kapan jenazah bisa dipulangkan.
"Kami sekeluarga sangat berharap pemerintah bisa membantu mempercepat pemulangan jenazah kakak saya, lha wong dokumen semua sudah lengkap, akta kematian sudah ada," ujar Mursito.
BACA JUGA:Rekomendasi Motor Yamaha yang Cocok untuk Pekerja Proyek, Dijamin Tahan Banting!
BACA JUGA:Kenaikan UMK 2025 Baru Bisa Dinikmati Pekerja Februari
Menurutnya, kendala utama dalam pemulangan jenazah adalah biaya yang cukup besar. Padahal, Yetty diketahui meninggalkan uang sebesar 23.000 Sol Peru (sekitar Rp100 juta) di Peru.
"Kalau soal biaya, sebenarnya kakak saya meninggalkan uang cukup banyak di sana. Kami mohon bantuan siapa pun yang bisa membantu, dan seharusnya pemerintah bisa melakukan sesuatu. Kami hanya ingin jenazah kakak saya bisa segera dipulangkan, bahkan jika hanya tinggal tulangnya saja," tutur Mursito.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:


