Perjuangan Ibu Rumah Tangga di Banjarnegara Jadi Kuli Angkut Bata Selama Puluhan Tahun

BANJARNEGARA, RADARBANYUMAS.CO.ID - Bertaruh tenaga dan kesehatan, puluhan ibu rumah tangga di Desa Panggisari, Kecamatan Mandiraja, Banjarnegara, setiap hari bergelut dengan tumpukan batu bata. Mereka mengangkut ribuan bata dari area pembakaran ke atas truk hanya untuk upah Rp 20 per batu.

Di tengah kerasnya kehidupan, pekerjaan berat itu menjadi pilihan yang tersedia. Sejak pagi hingga malam hari, para ibu ini memindahkan satu per satu bata dengan tangan kosong.

"Sudah 25 tahun saya kerja begini. Dulu upahnya cuma 5 perak per batu, sekarang 20 perak. Kalau bongkar-muat bisa dapat Rp20 ribu sampai Rp25 ribu, kalau cuma muat biasanya Rp8 ribu," ujar Wartini, buruh angkut bata, Senin (21/4/2025).

Wartini mengaku, sesekali harus mengikuti pengiriman hingga Purbalingga atau Purwokerto. Namun untuk jarak jauh, biasanya hanya buruh laki-laki yang diberangkatkan.

BACA JUGA:Bupati Banjarnegara Wajibkan OPD Aktif di Media Sosial Publikasi Program

BACA JUGA:16 Rumah Korban Longsor Ratamba Dibangun, Satu Unit Siap Dihuni

"Saya pilih yang dekat-dekat saja, yang penting masih bisa bantu keluarga," tambahnya.

Di sisi lain, Eni, buruh angkut lain, menyebut pekerjaan ini sudah ia lakoni sejak lulus SD. "Sudah hampir 20 tahun saya kerja begini. Alhamdulillah bisa sekolahkan anak, sekarang sudah duduk di bangku SD," kata Eni.

Meskipun upahnya kecil, ia bersyukur penghasilan itu bisa meringankan beban suami. "Kadang ramai, kadang sepi. Kalau ramai, bisa kerja dari pagi sampai larut malam," tuturnya.

Risiko cedera dan masalah kesehatan selalu mengintai. Namun, di tengah minimnya pilihan pekerjaan di desa, para ibu tetap memilih bertahan. Bagi mereka, kerja keras ini adalah bagian dari perjuangan untuk masa depan anak-anak mereka.

Memperingati Hari Kartini, para buruh angkut batu bata di Desa Panggisari menggantungkan harapan semoga kerja keras mereka suatu saat bisa mengubah nasib keluarga menjadi lebih baik. (jud)

Sumber: