Meski saat mendaftar para walimurid hanya membayar dengan hasil bumi, namun para siswa baru tetap diberi fasilitas berupa buku tulis dan seragam identitas MTs Pakis.
Salah satu wali murid, Suwarsiti (68) yang rumahnya berjarak kurang lebih 2,5 km dari sekolah mengatakan, tidak merasa keberatan hasil bumi menjadi syarat mendaftar sekolah. Dia cukup memanen tales yang ada di halaman rumahnya.
BACA JUGA:Pangkas Rambut Hingga Puluhan Siswa Sehari, Hingga Berbagi Trik Agar Anak Nurut Dicukur
"Sangat meringankan. Ini saya daftarkan cucu saya. Dia ingin sekolah yang dekat saja. Kalau yang jauh tidak mampu dan harus keluar biaya lagi untuk transportasi, nggak ada kendaraan juga. Tadi saya ke sini saja jalan kaki sekitar setengah jam," ungkapnya.
Senada dengan Suwarsiti, Sakinah (57) yang membawa labu sebagai syarat mendaftarkan anaknya, Amira (12) ke sekolah tersebut karena tidak perlu mengeluarkan biaya.
"Anak saya banyak, enggak bisa cari biaya untuk menyekolahkan di sekolah umum," ucap perempuan dengan 13 anak, dimana empat anaknya merupakan alumni MTs Pakis, sekolah yang dikelola secara swadaya oleh para relawan dengan kurikulum menginduk pada MTs Maarif NU 2 Cilongok yang berada di Desa Panembangan, Kecamatan Cilongok.
Dia menuturkan, bila harus menyekolahkan anak di kota kecamatan, tidak akan mampu. Baginya yang penting anak bisa sekolah dan tidak buta huruf. (dim)