BANYUMAS, RADARBANYUMAS.CO.ID - Tak terasa, libur sekolah di Kabupaten Banyumas sudah hampir usai. Tahun ajaran baru 2023/2024 akan segera dimulai pada 17 Juli 2023 mendatang. Tak terkecuali di Madrasah Tsanawiyah (MTs) Pakis, Dusun Pesawahan, Desa Gununglurah, Kecamatan Cilongok.
Sebuah sekolah yang berada di lereng selatan Gunung Slamet ini menerima peserta didik baru dari kalangan tidak mampu.
Seperti tradisi di tahun-tahun sebelumnya, sekolah yang berada diketinggian 700 meter diatas permukaan laut (mdpl) dan berjarak sekitar 20 kilometer arah barat daya dari Purwokerto, tidak mensyaratkan uang sepeserpun pada wali murid.
Siswa baru yang mendaftar hanya perlu membawa hasil bumi yang dipanen dan dipetik dari kebunnya masing-masing.
BACA JUGA:Angin Kencang dan Hujan Lebat Akibatkan Atap Sekolah MTs Pakis Banyumas Ambruk
Dengan syarat yang tidak memberatkan, para orang tua siswa yang kebanyakan petani dan buruh tani atau petani penggarap sangat antusias dengan syarat pendaftaran tersebut.
Seperti pada Rabu pagi (12/7), para orangtua dan calon siswa berbondong-bondong datang ke sekolah yang hanya memiliki tiga ruang kelas.
Berbagai macam hasil bumi mereka bawa. Ada yang membawa setandan pisang, labu, beberapa ikat singkong, kelapa dan sayuran.
Koordinator MTs Pakis, Isrodin menjelaskan, hasil bumi yang dibawa tidak ditentukan jumlah dan jenisnya. Yang terpenting hasil bumi yang didapat dari hasil kebun sendiri, sehingga kebijakan tersebut tidak memberatkan orang tua wali murid.
BACA JUGA:Kisah Reviana Wulandari, Atlet Tinju Wanita Asal Banyumas, Bermula Ikut Anak Paman Berlatih Tinju
"Alhamdulillah banyak orang tua anak-anak yang membawa hasil buminya. Di sini memang daftar peserta didik baru dengan hasil bumi," kata Isrodin kepada wartawan, Rabu (12/7).
Menurut Isrodin, bukan tanpa alasan dia membuat kebijakan membawa hasil bumi untuk pendaftaran siswa baru. Sebab, sebagian besar wali murid yang hidup di desa atau dusun di lereng selatan Gunung Slamet, berprofesi sebagai petani dengan tingkat ekonomi menengah ke bawah.
"Hasil bumi ini sebagai ikatan. Bahwa metode pembelajaran di MTs Pakis salah satunya dunia agroforestri. Nantinya anak-anak akan diajarkan dunia pertanian, peternakan, dan kehutanan serta pendidikan keagamaan dan pengetahuan umum. Nanti anak-anak lebih belajar tentang hidup dan kehidupan. Jangan sampai anak desa tidak bisa bertani," jelasnya saat memberikan sambutan kepada para wali murid baru.
BACA JUGA:Kali Pertama Ikut Porprov Jawa Tengah, Langsung Ditarget Medali Emas
"Uang bukan segala-galanya. Hasil bumi ini sebagai penanda. Nanti kita nikmati bersama-sama. Pendidikan tidak ada yang betul-betul gratis. Orangtua jangan pasrah, ini bagian dari bahwa pendidikan butuh perjuangan, menanam pisang, singkong dan lainnya juga butuh proses," jelas Isrodin.