Islam Aboge Puasa Pertama Hari ini Ditandai dengan Punggahan Tumpeng Sekembaran

Islam Aboge Puasa Pertama Hari ini Ditandai dengan Punggahan Tumpeng Sekembaran

Penganut Islam Aboge di wilayah timur Banyumas mengikuti punggahan puasa di Kampung Adat Sela Kembang Desa Ketanda, Selasa (12/3/2024) malam. -Fijri Rahmawati/Radar Banyumas-

BANYUMAS, RADARBANYUMAS.DISWAY.ID - Penganut Islam Alif Rabu Wage (Aboge) di Kampung Adat Sela Kembang Desa Ketanda Kecamatan Sumpiuh melakukan tradisi punggahan puasa, Selasa (12/3/2024) malam di Padepokan Tunjung Kusuma.

Tradisi punggahan puasa digelar untuk mempersiapkan datangnya 1 Ramadan, yang jatuh pada Rabu Wage (13/2/2024). Di mana penganut Islam Aboge baru melaksanakan puasa pertama hari ini.

Sesepuh Kampung Adat Sela Kembang, Tarmono menyampaikan penganut Aboge tidak pernah meninggalkan tradisi selamatan punggahan puasa. Berbeda dengan momen lainnya, kali ini setiap orang yang hadir membawa dua tumpeng.

"Ciri khas tradisi selamatan punggahan puasa adalah tumpeng sekembaran atau sesupit dan tanpa ingkung ayam," terang Tarmono usai selamatan tradisi punggahan puasa yang  juga dihadiri penganut Islam Aboge dari wilayah Kecamatan Tambak.

BACA JUGA:Jamaah Islam Aboge di Desa Onje Purbalingga Baru Melaksanakan Puasa Ramadan 13 Maret 2024

BACA JUGA:Penganut Aboge Lakukan Tradisi Slametan Likuran

Tumpeng sekembaran merupakan simbol yang mengandung makna. Dalam Aboge terdapat istilah biyung-rama batin dan biyung-rama kuasa. Harapan dapat terlaksananya hal yang menjadi tujuan dan bisa menguasai keinginan.

Pelengkap tumpeng sekembaran pun tidak lepas dari filosofi kehidupan. Misalnya serundeng yang terbuat dari kelapa parut. Bahwa manusia selayaknya memiliki pikiran lembut, jernih dan bersih.

Selain itu, peyek melambangkan manusia dalam bertindak apapun harus berfikir dan merincikan perencanaan terlebih dahulu. Agar tujuan dapat tercapai.

Pelengkap tumpeng sekembaran lainnya terdapat lalapan mentah berupa kecambah dan kacang panjang. Dari keduanya termuat nilai moral bahwa tumbuh dan berkembang dengan berpegang pada aturan atau lanjarannya.

"Tumpeng sekembaran dan pelengkapnya memiliki makna penghidupan. Semua pada akhirnya, kita sebagai manusia mengharapkan keselamatan dan keberkahan kepada Tuhan Yang Maha Esa," tandas Tarmono. 

Terpisah, penganut Islam Aboge ada yang menggelar tradisi punggahan puasa di musala misalnya di Desa Banjarpanepen. Sarijan Andriyanto mengatakan setelah salat tarawih dan witir dilanjutkan selamatan. Masing-masing jamaah membawa tumpeng. (fij)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: