Cuaca Ekstrem Mengganggu Budidaya Melon Hidroponik
Pengunjung wisata petik memilih melon hidroponik hasil budidaya BUMDes Nusadadi di bekas bangunan pengungsian banjir.-Sugiyono untuk Radarmas-
BANYUMAS, RADARBANYUMAS.DISWAY.ID - Di tengah keberadaan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Nusadadi, Kecamatan Sumpiuh yang menginspirasi pengunjung dengan jenis usaha budidaya melon hidroponik. Pengelolaannya masih tidak lepas dari kendala.
Ketua BUMDes Nusadadi Sugiyono membeberkan cuaca ekstrem merupakan salah satu kendala yang sulit dihindari ketika budidaya melon hidroponik meskipun menggunakan sistem greenhouse.
"Cuaca ekstrem, dari total tanam 900 batang melon hidroponik yang lolos seleksi alam sekira 70 persen," rinci Sugiyono.
Cuaca ekstrem yang sering turun hujan memicu kelembapan udara. Kondisi tersebut mengganggu pertumbuhan tanaman melon hidroponik.
BACA JUGA:Melon Sultan di Desa Rawan Banjir Menginspirasi Pengunjung
BACA JUGA:Budi Daya dan Wisata Petik Melon Hidroponik Menyokong PADes Nusadadi
Terjadinya cuaca ekstrem juga ternyata mengganggu fase polinasi atau penyerbukan. Sehingga, kurang lebih 30 persen dari tanaman melon gagal lolos seleksi alam.
"Air hujan yang tampias ke tanaman melon hidroponik juga menyebabkan terganggunya pertumbuhan dan polinasi," imbuh Sugiyono.
Bagian paling pinggir dari tanaman melon hidroponik di dalam greenhouse yang kerap menjadi terdampak cuaca ekstrem. Sebab, lebih rentan terpapar tampias air hujan.
Cuaca ekstrem menjadi tantangan tersendiri bagi BUMDes Nusadadi dalam budidaya melon hidroponik greenhouse. Sehingga, tanaman melon tidak mencapai seratus persen berhasil lolos seleksi alam.
BUMDes Nusadadi telah berhasil menyedot pengunjung untuk wisata petik melon hidroponik yang berada di bekas bangunan pengungsian banjir di komplek kantor desa. (fij)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: