Warga Majenang Minta Perbaikan Tanggul dan Normalisasi Sungai Cilopadang

Warga Majenang Minta Perbaikan Tanggul dan Normalisasi Sungai Cilopadang

Kondisi Sungai Cilopadang saat debit air tinggi.-Basarnas untuk Radarmas-

CILACAP, RADARBANYUMAS.DISWAY.ID - Banjir yang terjadi di wilayah Kecamatan Majenang membuat sejumlah masyarakat resah. Hal ini dikarenakan bencana banjir terus terjadi setiap tahunnya.

Ketua RT 07 RW 05 Desa Sindangsari, Kecamatan Majenang, Tatang mengatakan, bencana banjir selalu terjadi tiap tahunnya saat musim penghujan. 

Pihaknya berharap ada penanggulangan bencana dari pemerintah agar bencana banjir tidak terus menerus terjadi. 

"Banjir terjadi karena Sungai Cilopadang meluap. Kami ingin meminta Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Citanduy untuk di tanggul," katanya. 

BACA JUGA:Puluhan Rumah di Majenang dan Cimanggu, Cilacap Tergenang Banjir

BACA JUGA:Korban Tanah Longsor di Cimanggu, Cilacap Ditemukan dalam Keadaan Meninggal Dunia

Selain itu, kata Tatang, sudah hampir lima tahun sungai tersebut tidak dilakukan normalisasi dan tanggul sungai mulai dangkal. 

"Kalau tidak ditanggunglangi dikhawatirkan akan terus terjadi bencana banjir yang lebih besar," katanya. 

Sementara itu, BMKG Meteorologi Cilacap memperingatkan adanya potensi cuaca ekstrem hingga tanggal 8 Februari 2024 mendatang. 

"Aktivitas Monsun Asia yang disertai adanya potensi seruakan dingin, dan aktifnya gelombang Atmosfer Rossby Ekuator di wilayah sehingga berpengaruh terhadap peningkatan massa udara basah di wilayah Indonesia bagian barat dan selatan ekuator," kata Prakirawan Cuaca BMKG Meteorologi Tunggul Wulung Cilacap Rendi Krisnawan.

Selain itu, daerah konvergensi dan belokan angin terpantau di sekitar Jawa Tengah. Labilitas lokal kuat yang mendukung proses konvektif pada skala lokal diamati di Jawa Tengah.

"Kami mengimbau masyarakat tetap waspada adanya potensi cuaca ekstrem tiga hari ke depan. Ada berpotensi bencana hidrometeorologi berupa banjir, tanah longsor, dan angin kencang terutama untuk masyarakat yang berada dan tinggal di wilayah rawan bencana," ujar Rendi. (ray)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: