DPUPR Optimis Pembangunan Jembatan Wika Selesai Sebelum Pemilu 2024

DPUPR Optimis Pembangunan Jembatan Wika Selesai Sebelum Pemilu 2024

Proses pengecoran totoar bentang 50 meter di satu sisi.-ADITYA/RADARMAS -

PURBALINGGA, RADARBANYUMAS.ID - Pembangunan Jembatan Wirasana-Kalikajar (Wika) di Sungai Klawing, Kabupaten PURBALINGGA diprediksi sudah selesai sebelum hari pemungutan suara Pemilu 2024, 14 Januari 2024.

Hal itu, didasari saat ini pengecoran lantai jembatan sudah mulai dilaksanakan di sisi bentang kelurahan Wirasana, Kecamatan Purbalingga.

Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Kabupaten Purbalingga Istanto Sugondo mengatakan, saat ini proses pembangunan jembatan sudah masuk ke tahap pengecoran totoar bentang 50 meter di satu sisi.

Diketahui, jembatan Wika memiliki desain unik, karena trotoar dibangun terpisah dengan lantai jembatan utama. Yakni, berada di sisi kanan dan kiri jembatan.

BACA JUGA:Pembangunan Jembatan Wika Masih Tak Sesuai Target

"Sisi bentang Desa Kalikajar (Kecamatan Kaligondang) sudah dilakukan pengecoran lantai jembatan," katanya kepada Radarmas, Kamis, 1 Februari 2024.

Melihat progres jembatan yang terus membaik, DPUPR Kabupaten Purbalingga optimis sebelum hari pemungutan suara Pemilu 2024, pembangunan jembatan sudah selesai sepenuhnya.

"Insya Allah (pembangunan jembatan Wika bisa selesai sebelum hari pemungutan suara Pemilu 2024," jelasnya.

Meski masih mengalami deviasi negatif, namun ada di angka 1,454 persen. Sehingga, pihaknya optimis realisasinya bisa memenuhi target.

BACA JUGA:Jembatan Wika Gagal Diselesaikan Hingga Batas Perpanjangan, Rekanan Disanksi Denda Berjalan

"Targetnya adalah 95,554 persen. Saat ini, sudah tercapai realisasi 94,100 persen atau masi mengalami deviasi negatif sebesar 1,454 persen," imbuhnya.

Dia menjelaskan, data tersebut merupakan data pekan lalu. Sebab, pencatatan data progres pembangunan dilakukan setiap akhir pekan.

Sementara itu, Jembatan Wika dibangun untuk memperpendek akses warga dari kelurahan Wirasana ke Desa Kalikajar atau sebaliknya.

Sebab, selama ini warga dua wilayah tersebut harus memutar melewati wilayah kota Purbalingga, untuk bisa terhubung.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: