Masih Banyak Terima Aduan PGOT, Satpol PP Banyumas : Selalu Kucing-Kucingan

Masih Banyak Terima Aduan PGOT, Satpol PP Banyumas : Selalu Kucing-Kucingan

PGOT : Pengamen memari di simpang Karangbawang, Purwokerto (6/11/2023).-DIMAS PRABOWO/RADARMAS-

PURWOKERTO, RADARBANYUMAS.DISWAY.ID - Keberadaan Pengamen Gelandangan Orang Terlantar (PGOT) di Kota PURWOKERTO, masih selalu dikeluhkan masyarakat. Bahkan, keberadaan mereka kerap diadukan ke lapak aduan Banyumas, akan tetapi ketika ditindaklanjuti oleh Satpol PP, sebagian dari mereka langsung menghilang.

Kepala Satpol PP Banyumas Sugeng Amin mengatakan, sampai saat ini pihaknya masih banyak menerima aduan terkait PGOT tersebut.

"Lapak aduan masih banyak banget yang masuk ke kita, terutama yang PGOT. Setiap hari sebetulnya sudah kami sudah lakukan operasi, baik pagi, siang, sore maupun malam," katanya.

Dari penertiban tersebut, ada yang dibina termasuk dimasukkan ke rumah singgah.

"Termasuk kami kirim ke Rumah singgah Dinsospermasdes di Jalan Margantara," sambungnya.

BACA JUGA:PGOT dan Manusia Silver Masih Marak Berkeliaran di Sejumlah Persimpangan Kota Purwokerto

BACA JUGA:PGOT dan ODGJ di Purwokerto Makin Marak, Ini Penyebabnya

Meski demikian, ada juga PGOT yang begitu menghilang ketika keberadaannya diadukan.

"Saat aduan masuk melalui Lapak Aduan, langsung kita tindaklanjuti, lebih sering, pada titik lokasi yg diadukan, anggota Satpol tidak menemukan PGOT yang dimaksud. Ini memang seolah-olah kucing-kucingan," jelasnya.

Sebagai langkah kedepan, dijelaskan, untuk melakukan penanganan dan penertiban lebih cepat, akurat dan sistematis telah dilaksanakan rapat internal.

"Kami juga akan melakukan Rakor khusus dengan Perangkat Daerah seperti Dinsospermasdes,  Dinporabudpar,  Dinhub, Dinakerkop, dan lainnya untuk penanganan lebih konkrit, termasuk solusi yang terbaik dan bijak yang harus diambil oleh Pemkab Banyumas, krn pada dasarnya, bukan hanya menjadi tanggung jawab Satpol PP saja dalam menangani PGOT, tetapi secara komprehensif, juga harus dicarikan solusinya," papar Sugeng.

BACA JUGA:Bolos Sekolah, Puluhan Pelajar di Banyumas Terjaring Razia Satpol PP

BACA JUGA:Soal Spanduk Melintang, Satpol PP Banyumas : Segera Ditindaklanjuti

Ia menerangkan, dari beberapa PGOT yang ditertibkan sebagian besar mengakui bahwa hal yang dilakukannya itu ialah satu-satunya jalan hidup mereka mencari nafkah.

"Karena tidak mungkin mendapatkan pekerjaan lain, selain turun ke jalan dengan cara meminta-minta. Tetapi tidak dari sedikit, mereka melakukan minta-minta, baik itu badut, manusia silver, ngamen dengan kentongan atau alat lainnya, dan pada dasarnya mereka masih produktif dan alat transportasinya menggunakan sepeda motor yang bagus-bagus atau artinya bukan dari kalangan miskin atau miskin ekstrim," terangnya.

Sehingga hal tersebut tentunya menjadi bahan kajian dan analisa untuk membuat solusi terbaik.

"Kami sampaikan terima kasih dan penghargaan kepada seluruh Masyarakat Banyumas, yang sudah Peduli dengan Tibumtranmas di wilayah Banyumas, melalui Lapak Aduan. InsyaAllah semua Lapak Aduan akan segera kami tindaklanjuti denga baik, sesuai dengan kemampuan personil dan prasarana yg tersedia di Satpol PP," imbuhnya.

BACA JUGA:Warga Adukan Remaja Jalanan Nongkrong di Taman Sumpiuh, Satpol PP: Wajah Baru

BACA JUGA:Asyik Nongkrong di Jam Sekolah, 2 Pelajar SMP di Kesugihan, Cilacap Dijemput Satpol PP

Menurutnya juga, masyarakat tidak seharusnya memberikan uang kepada para PGOT.

"Masih banyak Masyarakat yang memberikan uang kepada para PGOT, padahal sebetulnya itu dilarang, sesuai dengan Perda dan ada sanksi pidananya. Semoga ke depannya secara bersama dengan Masyarakat Banyumas kita dapat meminamilisir PGOT di Banyumas. Tentunya masyarakat stop tidak memberikan uang, hanya 2 jam mereka berada di jalan, sudah dapat menghasilkan uang rata-rata Rp. 100 ribu sampai Rp. 200 ribu," pungkasnya. (win)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: