Kenaikan Harga Beras Picu Inflasi di Cilacap

Kenaikan Harga Beras Picu Inflasi di Cilacap

Pemkab Cilacap saat melakukan survei beras di pasar tradisional Cilacap.-DOK RAYKA/RADARMAS-

CILACAP,RADARBANYUMAS.DISWAY.ID - Kabupaten CILACAP mengalami inflasi sebesar 0,41 persen, pada September 2023 lalu.

Hal ini diungkapkan Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Cilacap, Isnaini. Menurutnya, inflasi tersebut terpantau meningkat yang didorong oleh kelompok makanan, minuman, tembakau, transportasi dan lainnya.

"Lima komoditas penyumbang inflasi yakni beras dimana mengalami inflansi sebesar 0,49 persen, bensin sebesar 0,11 persen, sekolah dasar sebesar 0,02 persen, biaya pulsa ponsel sebesar 0,01 persen dan jeruk sebesar 0,01 persen," katanya.

Isnaini mengatakan, saat ini harga beras di pasar tradisional di Kabupaten Cilacap,
masih tetap saja mahal. Kondisi ini sudah terjadi sejak akhir Agustus, atau saat puncak musim kemarau mulai terjadi.

BACA JUGA:Agustus 2023, Inflasi Cilacap Sebesar 0,04 Persen

BACA JUGA:Berkas Perkara Kasus Perundungan di Cimanggu, Cilacap Dilimpahkan ke Kejaksaan

"Kita mengamati padi dan palawija untuk di bulan Oktober ini masih ada panen 2,04 persen, dan di November 6,02 persen. Artinya kondisi stok beras di Bulog masih ada aman. Namun di lapangan masih terjadi kenaikan harga," katanya.

Dikatakan Isnaini, jika harga beras tidak dapat dikenadalikan akan memberikan dampak. Diharapkan pada bulan Oktober 2023 kenaikan harga besar segera teratasi sehingga kenaikan inflasi di Kabupaten Cilacap dapat terkendali dengan baik.

"Inflansi ini semoga dapat dikendalikan dan menjadi perencanaan kita seluruhnya agar inflansi ini bisa dikendalikan dan bisa kita manfaatkan untuk kebutuhan kebijakan yang diperlukan oleh masyarakat kita seluruhnya," ujar Isnaini. (ray)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: