Kebijakan Baru, Ketua Kloter dan Petugas Haji Boleh Perempuan

Kebijakan Baru, Ketua Kloter dan Petugas Haji Boleh Perempuan

Berjalannya pelatihan sertifikasi pembimbing manasik haji tahun 2023 selama tujuh hari hingga 24 Agustus di Purwokerto.-YUDHA IMAN PRIMADI/RADAR BANYUMAS-

PURWOKERTO, RADARBANYUMAS.CO.ID - Masuk hari keempat pada Senin (21/8), Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH) di Banyumas bekerjasama dengan Universitas Islam Negeri (UIN) Saifudin Zuhri (Saizu) Purwokerto mengadakan pelatihan sertifikasi pembimbing manasik Haji tahun 2023 selama tujuh hari.

Dengan banyaknya pemateri mulai dari UIN Saizu Purwokerto, Kemenag RI, Kantor Wilayah Kemenag Jateng hingga Kantor Kemenag Banyumas, informasi yang disampaikan diantaranya terkait kebijakan baru dari Pemerintah Arab Saudi dimana ketua kloter dan petugas haji boleh dari perempuan.

Kepala Kantor Wilayah (KaKenwil) Kemenag Jateng, H Musta'in Ahmad, SH MH dalam materinya menegaskan menjadi petugas haji atau pendamping haji harus diniati Lillahitaala untuk membantu jemaah dalam beribadah. Ketika menjadi petugas jika jamaahnya mabrur maka petugasnya akan mendapatkan pahala yang luar biasa.

Dijelaskannya untuk tahun ini, Embarkasi Solo memberangkatkan jamaah haji dari Jateng dan DIY sebanyak 35.270 jemaah dengan 57 jamaah batal diberangkatkan karena sakit, hamil dan demensia karena lansia.

BACA JUGA:Satu Jemaah Haji Banyumas Kloter 73 Meninggal di RS General Hospital Madinah

BACA JUGA:Tiga Jamaah Haji Purbalingga Meninggal Dunia, Satu Ditinggal di Madinah

"Di lapangan tentu ada persoalan-persoalan yang terkadang tidak bisa kita atasi contohnya kejadian tenda di Mina serta kejadian di Mudzalifah. Karena hal ini berhubungan dengan Pemerintah Arab Saudi, disinilah peran dari petugas haji. Mereka harus dapat berkoordinasi intens dengan pihak masyarik dan juga bisa menyampaikan pada jemaah," katanya.

KaKanwil menjelaskan untuk tahun ini ada kebijakan baru dari Pemerintah Arab Saudi bahwa ketua kloter dan petugas haji boleh perempuan. Kebijakan ini menjawab pertanyaan dan permintaan terkait kebutuhan petugas haji perempuan dikarenakan jumlah jamaah haji perempuan yang lebih banyak dibanding laki-laki.

"Untuk Jateng saja jumlah jemaah perempuan 18.639 orang dan yang laki-laki 16.631 orang," terang dia.

Masih ditahun ini dengan jumlah lansia yang banyak, dari Pemerintah Indonesia memprioritaskan lansia dengan program haji ramah lansia. Fasilitas dan pemberian layanan pada jemaah lansia disiapkan guna memberi kemudahan akses dan kenyamanan dalam memenuhi syarat dan rukun haji.

BACA JUGA:39 Kendaraan Berknalpot Brong Terjaring Razia di Alun-Alun Purwokerto

BACA JUGA:Bupati Banyumas: Pemeliharaan Jalan Rusak Jadi Prioritas Anggaran Perubahan 2023

Ketua panitia pelatihan sertifikasi pembimbing manasik haji, Alief Budiono mengatakan bahwa pelatihan kali ini yang diadakan selama  tujuh hari hingga 24 Agustus mendatang menjadi yang ketiga kalinya diadakan UIN Saizu Purwokerto. Adapun total materi berjumlah 29 materi kelas dan praktek 6 kali terdiri dari Rencana Kerja Operational (RKO), praktek manasik haji dan micro guiding.

"Peserta sebanyak 75 orang dari Banjarnegara, Purbalingga , Banyumas, Cilacap dan Kebumen dan satu orang Lampung. Harapannya dengan adanya pelatihan sertifikasi ini dapat mencetak petugas dan pembimbing haji yang profesional guna membantu pemerintah dalam pelaksanaan ibadah haji sesuai kehendak masyarakat," pungkasnya. (yda)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: