Sosialisasi Empat Pilar MPR RI: Taufiq Ajak Tokoh Masyarakat Sebarkan Konten Positif di Ruang Digital

Sosialisasi Empat Pilar MPR RI: Taufiq Ajak Tokoh Masyarakat Sebarkan Konten Positif di Ruang Digital

Taufiq dalam kegiatan Sosialisasi empat pilar MPR RI, Selasa 9 Agustus 2022 yang diikuti oleh para pengurus dan kader MWC NU beserta badan otonomnya di kecamatan Susukan Kabupaten Banjarnegara.-Foto Darno/Radar Banyumas -

BANJARNEGARA - Anggota MPR RI Taufiq R Abdullah menyatakan pentingnya untuk terus mensosialisasikan empat pilar MPR RI. Sosialisasi harus dilakukan secara konsisten untuk memperkuat kecintaan dan rasa nasionalisme seluruh elemen bangsa kepada negeri tercinta Indonesia. Terlebih saat ini di era banjirnya informasi yang begitu deras akibat perkembangan teknologi informasi yang berbasis digital.

“Di era informasi yang sudah serba digital ini semua paham-paham yang berseberangan dengan Pancasila dapat dengan mudah masuk dan mempengaruhi pola pikir komponen bangsa. Radikalisme, Extremisme, Liberalisme dan Hoax begitu mudahnya disebarkan di ruang digital. Dan ini dapat mengancam kebhinnekaan kita,” kata Taufiq dalam keterangannya. Hal ini disampaikan Taufiq dalam kegiatan Sosialisasi empat pilar MPR RI, Selasa 9 Agustus 2022 yang diikuti oleh para pengurus dan kader MWC NU beserta badan otonomnya di kecamatan Susukan Kabupaten Banjarnegara.

Legislator PKB ini juga menyatakan bahwa radikalisme merupakan salah satu tantangan dari reformasi. Sejak reformasi, Indonesia menjadi sebuah negara yang sangat terbuka. Keterbukaan yang berlebihan ini merupakan reaksi dari keterkungkungan yang ada di masa orde baru; penindasan dan pembatasan gerak, membuat orang dulu tidak berani bicara, termasuk kalangan tokoh agama. “Kelompok ekstrimis, sekularis, muslim fundamental, liberalis, nasionalis, teroris, radikalis yang sebelumnya tak bisa berkutik, saat reformasi lahir, maka semuanya bangkit. Semua muncul, lalu dibarengi dengan keterbukaan informasi melalui teknologi digital. Dengan perkembangan industri 4.0, kita bisa bicara apa saja, bahkan melalui internet dan media sosial, masyarakat bisa memaki-maki presiden dan para ulama,” kata Taufiq.

Kelompok-kelompok ini sangat aktif menyebarkan konten di media sosial, dan ini menjadi media paling dan efisien untuk mempengaruhi masyarakat terutama para generasi muda. "Penyebaran radikalisme dilakukan sangat masif di media sosial dan pengaruhnya luar biasa, terutama bagi generasi muda. Kalangan milenial terutama siswa SMP dan SMA ini sangat rentan untuk menerima pengaruh paham radikal, karena masa-masa ini adalah masa pencarian jati diri, dan setiap harinya sangat aktif mencari informasi di internet" tutur Taufiq.

Oleh karena itu, Taufiq mengajak kepada para semua elemen bangsa, khususnya para pengurus NU untuk menjadi garda terdepan dalam memperkuat pemahaman dan kecintaan kepada tanah air. “Tidak bisa tidak, kita semua harus aktif turun tangan untuk melakukan sosialisasi kepada masyarakat, jadikan media sosial sebagai ladang dakwah kita untuk menebarkan konten positif, pesan moral yang berlandaskan Pancasila dan cinta tanah air,” pungkasnya.(drn)

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: