Ternyata Operasional Bengkak, YIA Sampai Pecat Pegawai

Ternyata Operasional Bengkak, YIA Sampai Pecat Pegawai

FASILITAS: PT Kereta Api Indonesia (Persero) persiapkan berbagai layanan untuk mendukung pengoperasian Kereta Api Bandara YIA. (KAI FOR RADAR JOGJA) JOGJA – Pandemi Covid-19 begitu berdampak terhadap operasional YIA. Pihak pengelola bandara pun terpaksa melakukan berbagai rasionalisasi untuk menghemat biaya operasional. Mulai dari mengurangi jumlah pegawai, biaya listrik hingga biaya air. General Manager YIA Agus Pandu Purnama mengakui, pandemi diakuinya sangat berdampak pada keberlangsungan bandara. Sebab, bandara ini hanya mampu memenuhi 10 persen pendapatan dari target yang ditentukan. Pada tahun 2021, YIA ditargetkan mendapat 10 juta penumpang, namun realisasinya hanya 980 ribu penumpang. “Dengan hanya 10 persen dari target, bisa dibayangkan berapa kerugian yang harus kami tanggung,” ujar Pandu Senin (6/12). Lebih lanjut dikatakan, dengan kerugian yang ditanggung pengelola bandara itu, ia menyatakan PT Angkasa Pura 1 juga terpaksa memangkas anggaran untuk operasional YIA hingga 50 persen. Semula anggaran operasional Rp 300 miliar, kini dipotong menjadi Rp 156 miliar. Atas kondisi itu, pengelola bandara terpaksa melakukan berbagai rasionalisasi serta penghematan. Di antaranya dengan memotong biaya listrik dan biaya air pada beberapa utilitas bandara, hingga pengurangan personalia atau pegawai. “Saat ini sedang kami bahas mana yang paling bijak,” tuturnya. Sebelumnya, pengelola YIA juga telah mengajukan keringanan pajak kepada Pemkab Kulonprogo lantaran situasi pandemi. Pihak bandara mengaku hanya mampu membayar pajak Rp 10 miliar dari kewajiban pajak sebesar Rp 28 miliar. Ketua DPRD Kulonprogo Akhid Nuryati meminta Pemkab Kulonprogo terus mengawal pembayaran pajak itu. Sebab, pendapatan pajak dari YIA sudah terproyeksikan untuk program di berbagai organisasi perangkat daerah (OPD). https://radarbanyumas.co.id/viral-siskaeee-heboh-di-bandara-pernah-juga-lepas-handuk-depan-ojol-akhirnya-ngaku-saya-gangguan-psikis-exhibitionist/ “Kami di DPRD berharap terkait pajak ini harus terus dikawal. Kalaupun ada pemotongan itu boleh saja karena pandemi, tapi harus tergantung apakah pemkab layak memberikan potongan atau tidak. Intinya pajak YIA itu sudah terproyeksikan untuk program beberapa OPD di Kulonprogo,” ujar Akhid. (inu/laz)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: