Jateng Berdayakan Ekonomi Perempuan, Kembangkan UMKM Berbahan Rambutan di Pemalang

Jateng Berdayakan Ekonomi Perempuan, Kembangkan UMKM Berbahan Rambutan di Pemalang

PEMALANG - Pemprov Jateng terus menggenjot upaya pengentasan warga miskin. Satu di antaranya, dengan memberdayakan perekonomian perempuan dengan menggandeng Badan Kerjasama Organisasi Wanita (BKOW) dan dinas-dinas terkait melalui pemberian bantuan dan pelatihan keterampilan. Pola tersebut dikembangkan di tiga desa di tiga kabupaten. Yakni, Pemalang, Sragen dan Demak. Pemberdayaan ekonomi perempuan dilaksanakan dengan memaksimalkan potensi lokal. Di Desa Bantarbolang, Pemalang satu di antaranya. Pola pengembangan ekonomi perempuan dilakukan dengan memberdayakan warga membuat sirup rambutan. Ini karena, hampir di setiap halaman rumah terdapat tanaman buah tersebut. Jika sedang musim, warga bisa memanen hingga satu kwintal buah rambutan. Ini mengakibatkan harga jual rambutan yang merosot. Wakil Gubernur Jawa Tengah Taj Yasin Maimoen menyebut, pengentasan warga miskin mutlak dilakukan secara bergotong royong. Tidak hanya pemerintah, namun elemen terkait juga punya tanggungjawab serupa. "Ada tiga kelompok dengan jumlah anggota masing-masing 10 orang. Nanti kita berdayakan membuat sirup. Pasti nanti ada dampak positif salah satunya untuk menanggulangi kemiskinan," ujar Yasin, seusai membuka acara pencanangan Desa Sejahtera bagi Perempuan dan Anak (Destara) di Pendopo Kabupaten Pemalang, Rabu (3/11). Dia menyebut selain pemberdayaan, ada pula bantuan stimulan berupa renovasi rumah layak huni dan santunan bagi anak yatim/piatu karena Covid-19. Ditanya terkait tugas pengentasan kemiskinan dari pemerintah pusat, Yasin mengaku optimis. Namun, ia menyadari dengan tenggat yang ditetapkan penuntasan warga miskin akan dilakukan secara bertahap. Ini mengingat, kondisi ekonomi yang belum sepenuhnya pulih. Dan lagi, Yasin mengingatkan agar warga tak abai dengan ancaman penularan gelombang ketiga. "Untuk Pemkab Pemalang kami minta ditingkatkan pendampingannya terhadap potensi lokal seperti kepiting dan nanas. Bukan hanya didampingi tapi carikan pasar. Dengan waktu yang mepet, kami belum bisa mengentaskan semua. Tapi kami berusaha menguatkan dengan program satu OPD (dinas) satu desa dampingan," sebutnya. Ketua BKOW Jateng Nawal Nur Arafah berharap, program ini dapat menumbuhkan ketahanan ekonomi keluarga. Pada akhirnya, Destara diharapkan dapat membantu pengentasan warga miskin di Jateng. "Termasuk kami akan bekerjasama dengan DP3AP2KB Jateng, Dinkes untuk mengatasi stunting (anak kerdil) di sini. Ke depan, kita akan fokus ke penurunan angka stunting dan pengolahan sampah," tuturnya. Nawal menjelaskan, pemberdayaan yang dilakukan di setiap desa berbeda-beda. Seperti di Desa Kebon Batur Demak yang memberdayakan pengolahan kunyit kering. Sementara di Desa Ketro Sragen, mengolah ikan air tawar. Kepala Dinas Perempuan dan Anak Jateng Retno Sudewi mengatakan, selain pendampingan ekonomi perempuan pihaknya juga melakukan pendirian pusat anti kekerasan perempuan dan anak. "Kita ada pelatihan peningkatan produktifitas perempuan, kita juga bentuk sentra pelaporan terpadu (SPT). Juga ada forum anak di Desa Bantarbolang," sebutnya. Dia menjelaskan Destara harmoni dengan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA). Di antaranya pemberdayaan ekonomi perempuan, pencegahan perkawinan anak, menurunkan pekerja anak dan mengurangi angka kekerasan perempuan dan anak. Terakhir, Dewi menyebut dalam Destara pihaknya juga menggandeng dinas lain guna memaksimalkan potensi pemberdayaan ekonomi dan kesehatan masyarakat tak mampu. Buah Rambutan Di bagian lain, Sejumlah ibu-ibu di Desa Bantarbolang, Kabupaten Pemalang unjuk kebolehan membuat minuman sirup dan selai di hadapan Wakil Gubernur Jawa Tengah, Taj Yasin Maimoen, Rabu (3/11) di Balaidesa setempat. Mereka memperlihatkan usaha yang baru dikembangkan, yaitu memproduksi UMKM berbahan baku buah rambutan. Kepala Desa Bantarbolang, Dyah Anggraeni menuturkan bahwa hampir tiap rumah di desanya memiliki pohon rambutan. Sehingga buah tersebut sangat mudah untuk ditemui. "Iya, hampir tiap halaman rumah warga ada satu pohon rambutan," paparnya. Dengan demikian, buah rambutan oleh warga diolah menjadi minumam sirup dan selai. Upaya warga tersebut disambut baik oleh Pemprov Jateng dengan memberikan pelatihan dan pendampingan dalam pengembangan produk tersebut. "Iya, ini dibantu Pemprov, dikasih alat produksi dan pelatihan," lanjutnya. Selama ini, buah rambutan diolah menjadi minuman sirul dan selai. Namun, ke depan akan dikembangkan lagi seperti stup semacam carica. "Sementara sirup dan selai, tapi rencananya akan dibuat stup seperti carica. Sebenarnya sudah lama membuat seperti ini, tapi belum kelihatan. Nah, ini ada bantuan dari Pemprov semoga tambah berkembang," lanjutnya. https://radarbanyumas.co.id/peluang-usaha-pelepah-pohon-pisang-tembus-pasar-ekspor/ Menariknya, pembuatan UMKM berbahan buah rambutan itu dilakukan oleh ibu-ibu Desa Bantarbolang dari latarbelakang ekonomi kurang mampu. "Iya, ibu-ibu dari warga kurang mampu. Ada tiga kelompok, dengan tiap kelompok ada 10 orang. Jadi, total ada 30 orang," terangnya. Sa'diyah, warga Desa Bantarbolang mengatakan bahwa sebelumnya buah rambutan hanya dikonsumsi dalam bentuk buah. Namun, kini mulai dikembangkan menjadi bentuk lain seperti sirup dan selai. "Iya, hanya dikonsumsi buah awalnya. Tapi ini ada pelatihan untuk dibuat sirup, ampasnya bisa dibuat selai," ungkapnya. Dengan adanya inovasi produksi tersebut, menurutnya akan mengangkat kesejahteraan masyarakat. "Kalau buah rambutan satu kilogram harganya Rp 5000, tapi kalau bentuk sirup ya sekitar Rp 15.000 per 250 mililiter. Harapannya bisa memgangkat kesejahteraan masyarakat," imbuhnya. Sementara, Wakil Gubernur Jawa Tengah, Taj Yasin Maimoen menuturkan bahwa Pemprov berkomitmen memberikan pelatihan dan pendampingan terhadap produksi UMKM tersebut. Menurutnya, pengembangan UMKM berbahan baku lokal tersebut akan mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat. "Dua kali panen (rambutan) dalam satu tahun. Dan ini bisa diolah dan dikemad sesuai kebutuhan seperti sirup dan jiga bisa dibikiĀ  seperti nanas yang sudab dibuat oleh-oleh. Ini baru pemantik, nanti dikembangkan lagi," tandasnya. (akr)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: