Diduga Salah Memaknai New Normal, Pasien Covid-19 Meningkat Tajam di Kabupaten Tegal

Diduga Salah Memaknai New Normal, Pasien Covid-19 Meningkat Tajam di Kabupaten Tegal

BANTUAN - Bupati Tegal Umi Azizah menyerahkan bantuan Jogo Tonggo kepada Ketua Pradja Kabupaten Tegal Mulyanto, Kamis (25/6). YERI NOVELI/RADAR SLAWI SLAWI - Pasien terkonfirmasi positif Covid-19 di Kabupaten Tegal mengalami peningkatan tajam. Sebelum Idul Fitri, hanya ada 16 pasien. Saat ini, pasien mencapai 32 orang atau naik 100 persen. Kondisi itu diduga karena masyarakat salah memaknai New Normal dalam penanganan Covid-19. “Sebagian masyarakat percaya dengan berita bahwa Covid-19 tidak ada atau rekayasa, sehingga mereka tidak patuh anjuran pemerintah. Terutama setelah Lebaran, masyarakat sibuk dengan pembagian sembako sehingga lupa dengan protokol kesehatan,” kata Bupati Tegal Umi Azizah saat konferensi pers di Sekretariat Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Tegal, Kamis (25/6). Umi tak menampik, kenaikan kasus Covid-19 di Kabupaten Tegal memang signifikan. Bahkan, beberapa waktu lalu ada 5 orang pasien yang positif Covid-19 dalam sehari. Jumlah itu merupakan yang tertinggi dibandingkan hari-hari sebelumnya. Pada Rabu kemarin juga ada penambahan kasus positif corona dua orang. Jumlah kasus Covid-19 di Kabupaten Tegal terinci 13 orang tertular dari luar daerah, 13 kasus tidak memiliki riwayat perjalanan tapi kontak erat dengan orang yang datang dari luar daerah, dan 6 kasus akibat transmisi lokal. https://radarbanyumas.co.id/dokter-positif-covid-19-di-tracking-lanjutan-dinkes-kota-tegal-bantah-ada-kluster-rumah-sakit/ “Satu kasus pasien positif terpapar virus Corona yang meninggal dunia juga akibat kontak erat dari orang Semarang yang menular ke anak, pembantu dan temannya. Kepatuhan dan kedisplinan masyarakat masih sangat memprihatinkan,” ujarnya. Ketua Paguyuban Kepala Desa (Pradja) Kabupaten Tegal Mulyanto mengakui adanya kelonggaran penanganan protokol kesehatan setelah pemerintah menyosialisasikan tentang New Normal. Masyarakat menilai Covid-19 sudah berakhir dan melakukan aktivitas seperti semula tanpa menerapkan protokol kesehatan. “Masyarakat tergiring euforia New Normal yang menganggap sudah bebas corona,” kata Mulyanto yang hadir dalam acara konferensi pers tersebut. Dengan kenaikan pasien positif Covid-19, Mulyanto mengaku akan kembali menekan dan menjalankan protokol kesehatan kepada masyarakat secara ketat. Pembatasan sekala RT akan kembali diberlakukan untuk menekan angka kasus Covid-19. Namun demikian, sebagian besar desa sudah kehabisan anggaran untuk penanganan Covid-19. “Anggaran desa yang telah ditetapkan APBDes sudah terserap dan habis,” pungkasnya. (yer/gun)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: