Spanyol Kehilangan Sosok Manolo
Manolo del Bombo merupakan ikon suporter timnas Spanyol. Kehadiran dan gebukan drup kakek berperut endut bertopi sombrero itu menjadi penyuntik semangat utama sekaligus sebagai dirijen bagi yel yel fans La Furia Roja. Tapi, dia absen di Euro 2016. TAK terdengar suara drum yang lantang dari Manolo. Suara ribuan fans Spanyol yang memadati Noveau Stade de Bordeaux naik turun tidak jelas. Kalah lantang dan indah dibandingkan suara fans Kroasia ketika kedua tim bersua dalam pertandingan penentu juara grup D. Hasilnya, Spanyol ikut melempem dan kalah oleh Kroasia 1-2. Salah satu momen yang bikin fans Spanyol terdiam lama adalah ketika kapten Sergio Ramos gagal mengeksekusi penalti pada menit ke-72. Mereka menganga tidak percaya. Setelah itu, semangat fans Spanyol dalam memberikan dukungan menurun drastis. Jawa Pos pernah bertemu dengan Manolo dalam dua momen berbeda, yakni pada Euro 2012 dan Piala Dunia 2014. Saat itu sangat terasa pengaruh Manolo dan gebukan drumnya bagi semangat fans. Ketika suara drum sudah terdengar, maka spontan seperti ada yang memutar tombol volume nyanyian dan yel-yel fans. Ke mana pria 67 tahun yang identik dengan jersey merah bernomor 12 itu? ''Kami mendengar kabar dia sakit dan tidak bisa ikut dalam tur kali ini. Sungguh disayangkan,'' kata Ignacio Martinez, fans La Furia Roja—sebutan Spanyol—asal Peralta. Ya, Manolo yang bernama lengkap Manuel Caceres Astesero itu sejak Piala Dunia 1982 selalu menemani La Furia Roja ketika bermain di major tournament. Tak pernah absen. Paling dia tidak ikut dalam satu atau dua pertandingan, tetapi nyaris selalu ada di setiap major tournament. Oleh Andres Iniesta dkk, Manolo dianggap sebagai pemain ke-12. Sosoknya sangat vital. Bahkan, RFEF (federasi sepak bola Spanyol) sudah mengupayakan segala cara agar Manolo bisa menyempatkan diri berangkat ke Prancis. Tapi, hingga kini belum ada kepastian. ''Ada yang bilang, kalau Spanyol sampai ke final, apapun yang terjadi Manolo ingin ke sini. Federasi juga siap melakukan segalanya agar dia bisa berangkat ke Paris,'' ungkap Martinez. ''Dia ikon bagi Spanyol dan juga diyakini pembawa keberuntungan,'' lanjut dia. Setidaknya, kehadiran Manolo dan drumnya yang dijuluki El Bombo de Espana, akan membuat fans lebih bersemangat berlipat ganda. Tak seperti ketika melawan Kroasia. Yang mana fans Kroasia selalu berteriak jauh lebih lantang, bahkan ketika masih tertinggal. Ketika sudah unggul melalui gol Ivan Perisic pada menit ke-88, semakin berisiklah fans Kroasia. Mereka malah menyerukan yel yel,”Italia, Italia, Italia.” Itu jelas menyindir Spanyol yang nantinya akan bertemu Italia di babak 16 besar di Saint-Denis 27 Juni nanti. Terlepas dari absennya Manolo, dini hari kemarin sempat terjadi sedikit insiden di antara fans Kroasia pada akhir babak pertama. Ketika itu, setelah selebrasi gol Nikola Kalinic pada menit ke-45, ada bunyi petasan berdentum dengan sangat kencang di stadiun. Tak lebih dari tiga menit, polisi telah mengamankan seorang fans yang dicurigai sebagai biangnya. Nah, di luar kejadian itu, tidak ada insiden dalam laga tersebut. Tidak seperti banyak provokasi di media masa sebelumnya kalau fans Kroasia akan mengacau. Nyatanya, supoter Vatreni—sebutan Kroasia—berangkat dengan damai dan pulang dengan tenang. Tidak ada gesekan antarsuporter kedua tim. Dari mixed zone, setelah pertandingan usai, hanya tiga atau empat pemain Spanyol yang bersedia bicara. Sisanya, hanya menunduk dan berlalu pergi tak peduli kalau ada jurnalis yang mengajak ngobrol untuk wawancara. Sedangkan Kroasia, sebagai pihak yang menang, tentu lebih mudah diajak bicara. ''Saya pikir masih ada faktor keberuntungan dalam gol yang saya ciptakan dan kemenangan kami. Setelah ini adalah fase knockout di mana kami tidak hanya bisa mengandalkan itu,'' kata Perisic. Bintang Real Madrid Luka Modric juga diwawancarai. Namun dia hanya tersenyum dan berlalu. ''Kalian wawancarai yang lain saja, saya tidak bermain. Nanti, kalau saya bermain ya,'' bilang Modric. (*/na)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: