Marquez Terancam Kehadiran Stoner

Marquez Terancam Kehadiran Stoner

Kembali ke MotoGP Juara dunia MotoGP dua musim Casey Stoner tak tahan lagi berada di Honda. Dia merasa potensinya tak terlalu dimanfaatkan pabrikan Jepang itu untuk mengembangkan RC213 V. Dia juga menduga Marc Marquez merasa terancam dengan kerjasamanya dengan Honda selama ini. Stoner sudah tak tahan lagi ingin curhat. Motorsprint yang menampungnya. Setelah resmi memutus kontrak sebagai pembalap uji Honda, rider Australia itu pulang ke Ducati, skuad yang pernah meraih satu dari dua gelar juara dunianya. Pembalap 29 tahun tersebut pensiun dari MotoGP di musim 2012 saat usianya masih 27 tahun. Dengan Ducati peluang Stoner membalap lagi terbuka. Setidaknya dengan jatah wildcard. Penampilan debutnya bersama Skuad Bologna bakal terjadi pada 31 Januari di Sepang, Malaysia di uji coba resmi pra musim 2016. Nantinya dia bakal menunggangi Desmosedici GP15. Dalam curhatnya, Stoner merasa Honda tak terlalu menganggap perannya sebagai test rider. ’’Tidak sama,’’ katanya saat menjawab pertanyaan beda perlakuan Honda dan Ducati kepadanya. ’’Di Honda aku hanya penguji sesekali saja, tidak ada peran lain. Dan jujur saja aku katakan, mereka tidak pernah memanfaatkan potensiku sepenuhnya,’’ ungkapnya. Stoner merasa Marquez dan krunya terancam dengan eksistensinya di Honda. Padahal posisinya di tim adalah bekerja untuk mejajal banyak hal baru, termasuk suku cadang lainnya, untuk membangun motor terbaik bagi rider utama. ’’Aku tidak tahu kenapa mereka berpikir seperti itu, tapi itu perasaanku,’’ tandasnya. Namun dia maklum bahwa semua orang di tim Honda harus mengikuti apa yang diinginkan pembalap nomor satu (utama). Meski begitu dia percaya bahwa hubungannya dengan Honda tidak akan banyak berubah dengan kepindahannya ke Ducati. ’’Aku menghormati (wakil presiden HRC Shuhei) Nakamoto,’’ akunya. Kerenggangan hubungan Stoner dengan HRC terkuak ke publik saat rider Australia mengajukan diri sebagai pengganti Dani Pedrosa yang harus menjalani operasi cedera otot lengan bawah (arm pump). Setelah melalui pembahasan panjang untuk menurunkan Stoner di GP Amerika Serikat, Argentina, dan Jerez, akhirnya Honda menolak dan lebih memilih Hiroshi Aoyama. ’’Saat itu aku merasa bingung,’’ kenang Stoner. Dia merasa posisinya cukup mumpuni dan berharga di hadapan Honda. Karena momen tersebut adalah waktu yang tepat untuk menunjukkannya. ’’Saat bergabung (dengan Honda) pada 2011, aku memenangi gelar juara dunia dengan cepat dan saat itu Honda sudah lama tidak berada pada kondisi puncak,’’ terusnya. Stoner mengaku kondisinya siap membalap untuk GP Amerika Serikat. Namun Nakamoto mendatanginya dan meminta maaf dan mengaku bertanggung jawab atas keputusan yang berbeda dengan keinginannya. ’’Pada titik itu, aku merasa ada pihak lain yang menekannya agar aku tidak membalap. Ada seseorang yang tidak ingin melihat aku membalap,’’ tegasnya. Meski sudah tak membalap sejak akhir 2012, Stoner merasa tidak ada alasan bagi Honda untuk mengkhawatirkan performanya. Bahkan saat uji coba di Sepang, Februari tahun lalu, catatan waktunya sudah cukup bagus untuk bertarung dengan rider-rider top. ’’Sebenarnya, kecepatanku sama dengan Dani yang pada akhirnya memenangi GP (Malaysia) 2015,’’ pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: