2019 Kasus Demam Berdarah Melonjak di Kebumen
JUMPA PERS : Jumpa pers yang dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan Kebumen, terkait dengan lonjakan kasus DBD di tahun 2019 ini.IMAM/EKSPRES KEBUMEN-Tahun 2019 ini kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kabupaten Kebumen mengalami lonjakan. Ini bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya yakni 2018 dan 2017. Jumlah persebarannya juga hampir merata di kecamatan se Kabupaten Kebumen. Kendati hampir merata Kecamatan Prembun, Mirit dan Karanganyar menjadi titik terbanyak persebaran. Data Dinas Kesehatan Kabupaten Kebumen menunjukkan tahun 2019 tercatat sebanyak 269 kasus. Dari jumlah tersebut tiga diantaranya tidak dapat terselamatkan dan meninggal dunia. Angka tersebut jauh meningkat bila dibandingkan dua tahun terakhir. Tahun 2017, kasus DBD di Kebumen hanya 58 kasus dengan satu orang meninggal dunia. Sedangkan tahun 2018, kasus DBD hanya 28 kasus. Kendati tahun 2019 mengalami peningkatan cukup signifikan, namun jumlah masih tinggi pada tahun 2016. Di tahun tersebut jumlah DBD mencapai 482 kasus. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kebumen dr Hj Rini Kristiani menyampaikan adanya lonjakan kasus DBD dipengaruhi poleh beberapa faktor. Ini dapat karena cuaca atau perilaku masyarakat. Musim penghujan memungkinkan banyak terjadi genangan air yang dapat menjadi sarang nyamuk. "Masyarakat perlu waspada dan berhati-hati dalam menjaga diri dan lingkungan sekitar rumah," tuturnya, Selasa (30/4) saat jumpa pers di Gedung Press Center Setda Kebumen. Pengendalian penyakit DBD setidaknya dilaksanakan dengan tiga jenis metode. Pertama menjaga kesehatan lingkungan dengan meminimalisasi tempat-tempat yang dapat digunakan untuk sarang nyamuk. Metode biologios dilaksanakan dengan menggunakan ikan pemakan jentik nyamuk. Sedangkan metode kimia yakni pengasapan/foging maupun memberikan bubuk Abate. “Pemberantasa sarang nyamuk dapat dilaksanakan dengan menutup penampungan air, menguras bak mandi dan menimbun barang bekas yang dapat menampung air," tegasnya. Masyarakat juga perlu mengetahui gejala DBD. Beberapa tanda dintaranya demam tinggi mencapai 38 - 40 derajat celsius pada hari pertama. Setelah itu pada hari ketiga dan keempat, demam turun yang seolah-olah sembuh padahal ini fase kritis. Di kelima hingga ketujuh, demam mulai naik kembali untuk fase penyembuhan. "Tindakan yang dapat dilakukan yaitu memberi minum sebanyak mungkin, beri obat penurun panas, dibawa ke puskesmas atau rumah sakit," paparnya. Ditambahkan pula, fase hidup nyamuk setidaknya terjadi dalam tahap. Ini meliputi telur, larva dan nyamuk. Dalam kondisi kering telur nyamuk dapat bertahan selama 6 bulan. Adapun fase larva sekitar 7 sampai 10 hari. Telur dan larva yang berasal dari nyamuk yang telah membawa virus Dengue dapat menyebabkan DBD tanpa harus menggigit orang sakit DBD terlebih dahulu. "Mari bersama-sama melaksanakan pencegahan dengan menjaga kesehatan lingkungan dan diri," ucapnya. (mam)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: