Angkot dan Angkudes Makin Ditinggalkan

Angkot dan Angkudes Makin Ditinggalkan

DITINGGAL PENUMPANG : Angkutan pedesaan kian ditinggalkan penumpang dan hingga mengancam masa depannya. HARYADI/RADARMAS CILACAP - Angkutan pedesaan dan angkutan kota (Angkot), sudah berubah banyak. Moda transportasi darat ini sudah bukan lagi favorit warga seperti yang terjadi di era 90-an hingga awal 2000-an lalu. Mayoritas kendaraan juga sudah tua dan kian ditinggalkan para penumpang. "Sekarang ya asal jalan," ujar Turjiman, pengemudi angkutan pedesaan di Majenang. Dia mengungkapkan, penumpang paling potensial adalah anak sekolah menengah. Sisanya adalah warga yang hendak bepergian ke pasar. Jumlah penumpang tipe kedua ini bisa dibilang sudah sangat berkurang. Mudahnya warga membeli sepeda motor, menjadi pukulan terberat bagi pemilik angkutan angkot maupun angkudes. Kondisi serupa juga diungkapkan oleh Aminudin. Pengemudi angkutan pedesaan asal Desa Limbangan Kecamatan Wanareja ini mengakui, sesama angkutan pedesaan juga menjadi "musuh" tersendiri. Sebab mereka beroperasi di jalur dan trayek yang sama. Di samping itu, sejumlah pemilik juga melalukan peremajaan angkutan. Harapannya agar mampu menarik calon penumpang agar memilih armada baru. Selain itu, armada baru juga dirasa akan lebih minim dalam hal perawatan. ini meningat harga komponen terus mengalami kenaikan. "Ban sekarang sudah mahal. Bisa tiga ratus lima puluh ribu. Bahkan ada yang empat ratus," ungkapnya. Peremajaan kendaraan angkutan pedesaan di Majenang memang sudah sangat perlu dilalukan. Karena kendaraan tersebut sudah beroperasi sejak 1994 atau 1995. Beberapa armada baru muncul pada awal 2000-an lalu. (har/din)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: