Jembatan Cikawung Ambruk Dua Desa di Cimanggu Terisolasi

Jembatan Cikawung Ambruk Dua Desa di Cimanggu Terisolasi

Longsor Majenang Timpa Rumah Tanggul Cilopadang Jebol Lagi CIMANGGU-Jembatan Cikawung yang ada di Dusun Jambu Luwuk Desa Cibalung, kembali ambruk untuk kedua kalinya. Alhasil, jembatan tersebut tidak bisa dilalui kendaraan sama sekali dan memutus jalur transportasi antara Desa Cisalak ke Cibalung. Demikian juga sebaliknya. jembatan-ambruk-isolasi-dua-desa Jembatan ini dilaporkan ambruk pada Selasa (06/12) petang pukul 17.30. Saat itu, wilayah diguyur hujan deras. Debit air sungai yang naik kemudian menggerus pondasi jembatan sisi selatan hingga ambruk. "Jembatan ambruk karena pondasi terkena gerusan air sungai Cikawung," ujar Kepala UPT Dinas Bina Marga SDA ESDM Majenang, Darwoko, kemarin. Darwoko memastikan, saat ini jembatan tidak bisa dilalui kendaraan apapun. Pasalnya, jembatan terputus dari jalan dan oprit. Selain itu, lantai dan glagar jembatan turun hingga ke dasar sungai Cikawung. "Jembatan tidak bisa dilalui kendaraan," katanya. Dia mengatakan, kerusakan jembatan tersebut berawal pasca ambruknya pondasi jembatan pada Februari lalu. Disaat bersamaan, arus sungai menghancurkan talud dan sayap jembatan. Air kemudian menerobos tepat dibelakang pondasi hingga struktur penyangga jembatan itu ambruk pada Selasa lalu. "Februari lalu, talud juga tergerus air sungai. Hingga aliran menerobos dari depan dan belakang pondasi hingga terus menerus tergerus," katanya. Dia memprediksi, kerusakan pada jembatan ini mencapai Rp 1 M. Ini dengan memperhitungkan kerusakan pada lantai dan glagar jembatan yang sudah tidak dipakai lagi. Demikian juga dengan pondasi dan talud di sisi atas jembatan. "Kerugian sekitar Rp 1 Miliar," katanya. Untuk memastikan tingkat kerusakan pada jembatan ini, katanya, perlu dilakukan penelitian lebih menyeluruh. Misalnya untuk memastikan kerusakan pada pondasi sisi utara dan selatan jembatan yang berada di ruas jalan kabupaten itu. Namun bisa dipastikan, lantai dan glagar jembatan tidak bisa dipakai lagi. "Diangkat juga tidak bisa. Sampai sekarang saya belum tahu adanya tekhnologi atau alat yang mampu mengangkat jembatan itu karena beratnya mencapai empat puluh ton," tandasnya. Akibat kejadian ini, arus transportasi antara Desa Cibalung dengan Cisalak terputus total. Dipastikan, warga Desa Cisalak harus memutar untuk bisa sampai ke pusat Kecamatan Cimanggu. Mereka harus melalui Desa Negarajati dan Rejodadi yang berujung di jalan selatan nasional, tepatnya di barat pasar Cileumeuh. Jalur ini dipastikan lebih panjang hingga memakan waktu lama. Demikian juga dengan sebagian warga Grumbul Cisantis Desa Kutabima. Sementara itu, dari tempat lain di Kecamatan Cimanggu dilaporkan banjir dan longsor kembali terjadi di dua lokasi berbeda. Longsor terjadi di Desa Cisalak, Kecamatan Majenang dan tersebar di tiga titik. Longsor di sana mengakibatkan satu rumah rusak ringan dan satu lainnya terancam. Rumah rusak ringan tersebut milik Wirhasan (55), warga Dusun Cinungku RT 07 RW 02 Desa Cisalak. Informasi yang diberikan petugas UPT Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Majenang menyebutkan, tanah longsor terjadi setelah Desa Cisalak diguyur hujan dari siang hingga sore, Selasa kemarin. Mengatasi hal ini, warga bersama aparat terkait pagi kemarin langsung menggelar kerja bakti untuk memperbaiki rumah rusak tersebut. Mereka membersihkan sisa tanah longsor yang merusak rumah warga. Kerja bakti juga dilalukan untuk membuka akses jalan yang menghubungkan sejumlah dusun di Desa Cisalak dengan desa sekitar. Sementara itu, banjir kembali terjadi akibat tanggul Sungai Cilumuh di Desa Mulyadadi, Kecamatan Majenang jebol. Tanggul jebol ini berada dibawah bendung Cilopadang yang sebelumnya sempat meluap, 2 pekan silam. Panjang tanggul jebol mencapai 7 M. Kasie Trantib Kecamatan Majenang, Suprihatiyono mengatakan, warga langsung melakukan kerja bakti untuk mentutup tanggul jebol tersebut. Namun mereka terkendala keterbatasan jumlah kandi yang didapat dari Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Citanduy. Karung tersebut sebelumnya sudah dipakai untuk menutup tanggul jebol di dekat jembatan kayu dan bawah bendung Cilopadang. "Karenanya kami minta tambahan karung," ujarnya. Dia memperkirakan, kebutuhan kandi tersebut mencapai 2000 lembar. Diharapkan, tanggul bisa segera tertutup dan menghindari banjir susulan mengingat Kecamatan Majenang masih kerap diguyur hujan lebat. Sementara itu, sejumlah warga melaporkan kalau debit air sungai Cilopadang dan Cilumuh terlihat sangat tinggi pada Selasa petang hingga malam. Beberapa warga langsung melakukan ronda sembari terus mengawasi ketinggian air sungai. "Warga pada ronda karena khawatir air akan naik terus," ujar Darus, warga Desa Cilopadang. (har/ttg)(har/ttg)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: