Penyuka Burung

Penyuka Burung

persona    Para kolektor biasanya mampu merogoh kocek lebih dalam bila dibandingkan orang awam. Setidaknya itulah yang menjadi hobi dari Komda Maos Haryadi SPd. Hobi memelihara dan mengkoleksi burung, sudah dia tekuni sejak duduk di bangku SMP. Menurutnya, hobi memelihara burung menjadi pengusir kebosanan usai lelah dengan rutinitas pekerjaan. "Saat pulang ke rumah mendengarkan kicauan burung, serasa hilang stres pekerjaan,"ujarnya. Tiap irama kicauan burung yang dia koleksi di rumah, bagaikan obat pentralisir yang ampuh bila kondisi tidak enak. "Kalau istri dan anak anak saya sudah hafal benar hobi bapaknya,"ujarnya sambil terkekeh. Bahkan di belakang meja kerjanya, terpampang lukisan dirinya bersama istri dan dua burung. Lukisan tersebut dia peroleh dari anak anaknya yang memang sudah sangat paham hobi bapaknya. Baginya, sebagai orang Jawa, banyak hal yang bisa dipetik ketika memelihara burung. Karena selain untuk kesenangan, ternyata ada pesan moral yang dipegangnya. "Dengan latarbelakang keluarga jawa tulen, membuat memelihara burung sudah akrab sejak kecil,"tandasnya. Menurutnya, memelihara burung ada lima falsafah dalam jawa yakni kukila, wanita, curiga, turangga, dan wisma. Maksudnya, kukila memiliki falsafah bahwa suara burung yang merdu menentramkan suasana.     "Maka dalam kehidupan orang harus bisa tidak selalu mengeluarkan suara yang bisa menyakiti orang lain,"kata dia. Koleksi burung yang dia miliki antara lain Lovebird, Kenari, Jalak, Goci, Murai, Parkit serta Cekutur. Murai koleksinya, dihargai sepasang RP 4 juta. "Bagi saya harga burung sebagai bonus, terpenting adalah menyalurkan hobi saja,"kata dia. Dia menambahkan,  rutinitas di rumah ketika pagi harus menjemur burung, membersihkan kandang, dan mengganti pakan. Hal tersebut dia nilai menjadi faktor terpenting, terlebih rutinitas tersebut sudah dia jalankan saat mulai memelihara burung sejak masih muda.(rez)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: