Urus Permasalahan Sosial Hingga Sudi Keluarkan Kocek Sendiri

Urus Permasalahan Sosial Hingga Sudi Keluarkan Kocek Sendiri

Tindar Aji Pratama, Koordinator TKSK Kabupaten Cilacap MENJADI tenaga suka rela membutuhkan keteguhan hati untuk bisa menjalaninya dengan baik. Apalagi jika tugas tersebut selalu datang dengan resiko yang tidaklah ringan. Mulai dari menggalang dana untuk membantu warga yang tengah didera kesulitan biaya berobat, hingga mengurus (maaf) orang gila sekalipun. HARYADI NURYADIN, Cimanggu Dengan berjalan kaki menyusuri gang kecil di antara deretan rumah sederhana di Desa Pesahangan Kecamatan Cimanggu, dua pria bermaksud mendatangi keluarga kurang mampu. Tujuan utamanya adalah melihat dari dekat kondisi warga yang tengah sakit namun orang tuanya tidak punya biaya untuk membawa ke rumah sakit. Peristiwa tersebut dialami Tindar Aji Pratama, petugas Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan (TKSK) Cimanggu awal tahun lalu. Saat itu dia tengah mengurus penggalangan dana dari berbagai pihak guna membantu pengobatan warga Desa Pesahangan. "Saat itu saya bersama petugas dari Dinas Sosial menggalang dana. Keluarga ini punya BPJS, tapi tidak ada dana untuk membawa ke rumah sakit guna operasi," katanya. Hasil penggalangan dana ini dipakai untuk memberangkatkan keluarga tersebut ke RSUD Margono. Selain itu, dana dipakai oleh keluarga untuk menunggui pasien selama operasi hingga diperkenankan pulang kembali. Hasilnya, dia mendapatkan dukungan dari berbagai pihak dan seluruh dana yang terkumpul tersebut dipakai untuk menolong keluarga tersebut. "Akhirnya anak ini bisa operasi untuk yang kedua kalinya. Keluarga ini sudah habis-habisan setelah operasi pertama," ujarnya. Tugas TKSK, katanya memang kerap berhubungan dengan masalah sosial. Mulai dari warga miskin, penyaluran bantuan hingga mengurus orang dengan gangguan mental. Aji yang kini menduduki jabatan koordinator TKSK Kabupaten Cilacap ini, pernah memiliki pengalaman tersebut. Hasilnya, dia harus mengurus dokumen hingga membawa warga dengan gangguan mental itu ke tempat rehabilitasi. "Pernah saya bawa ke Kroya," katanya seraya menyebut salah satu yayasan yang mengurusi warga seperti itu. Petugas TKSK di wilayah barat Kabupaten Cilacap, bukan hanya Aji. Setidaknya ada lima nama lain yang harus siap melakukan hal serupa. Termasuk mengikuti rapat di Kota Cilacap. Satu kisah menarik setiap mereka diminta mengikuti pertemuan di tingkat kabupaten atau Provinsi Jawa Tengah. Persiapan untuk berangkat saja harus diproses lebih gasik. Undangan rapat koordinasi (Rakor) antarpetugas TKSK tingkat Kabupaten Cilacap. Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Dinsosnakertrans) Cilacap selaku pengundang, mengagendakan acara mulai pukul 14.00 wib. Perjalanan jauh itu sudah tentu cukup lelah ketika dijangkau dengan kendaraan roda dua. Menyewa mobil menjadi pilihan diambil agar bisa membawa mereka bersama-sama. Sementara biaya mereka ambil dari kantong masing-masing dan patungan. "Sewa mobil terpaksanya patungan," katanya. (*/ttg)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: