Hidupkan Lagi Kerajinan Jamu Cilacap

Hidupkan Lagi Kerajinan Jamu Cilacap

Kopja Aneka Sari akan Temui Bupati dan Gubernur KROYA- Jamu tradisional Cilacap beberapa tahun terakhir kembang kempis. Namun, semua harus diakhiri. Semangat itulah yang diusung sejumlah perajin jamu yang berniat menghidupkan lagi industri rakyat. Apalagi sudah lebih dari lima tahun jamu Cilacap vakum tanpa geliat. Hal itu dikatakan Ketua Kopja Aneka Sari Amir Fatah SE di dampingi Direktur Marketing Kopja Anekasari H. Munfarid serta H. Musro saat menggelar pertemuan terbatas di Balai Desa Gentasari, Rabu (2/3). Pertemuan tersebut dilakukan untuk melakukan dialog dengan sejumlah pejabat seperti bupati, gubernur dan wakil rakyat. Sebab jeritan perajin jamu yang kecil membuat Kopja Aneka Sari merasa perlu untuk mencari solusi. Menurut Amir Fatah, Kopja Aneka Sari ingin membenahi industri rakyat yang sudah ratusan tahun berlangsung. Sebab sayang jika kerajinan jamu tradisional tidak dilestarikan, sehingga perubahan harus dilakukan. “Salah satunya karena kita juga punya orang tua yakni bupati dan gubernur maka kita ingin agar kedua pimpinan tersebut mampu memberikan solusi,”kata dia. Sebab selama ini, kata Amir Fatah, perajin jamu memang tidak bisa berbuat apa-apa terkait dengan persoalan yang muncul dan membelit para perajin jamu yang dianggap melanggar hukum karena dituduh melakukan pencapuran dengan BKO. “Kalau toh ada itu oknum, bahkan hal seperti itu juga terjadi di daerah lain. Bahkan juga jamu dari luar negeri,”tandas dia. Rasanya lanjut dia, tidak adil jika selama ini jamu Cilacap yang “dikorbankan” untuk persaingan usaha jamu tradisional. Sebab meski diakuinya ada oknum perajin jamu yang bermain. Namun rata-rata itu adalah ulah para “raja peong” sebutan untuk pemalsu jamu. “Ya meskipun yang mencapurkan itu si pemeong namun tetap saja yang kena yang memiliki merek dagang. Harusnya dibalik, dicari dulu siapa yang memalsukan,”terang dia. Amir juga mengaku mandeknya koperasi sebagai tiang perkonomian rakyat bagi kalangan perajin jamu juga tak lepas dari banyaknya anggota yang vakum karena takut menjadi sasaran hukum. “Bukan rahasia lagi di internal perajin jamu sendiri juga ada persaingan yang kurang sehat. Ditambah banyaknya raja peong yang mengail di air keruh membuat suasana di internal perajin jamu semakin kurang kondusif,”terang dia.(yan/acd)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: