Tekun Berpuisi

Tekun Berpuisi

    Kepala Bidang Kebudayaan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Cilacap, Badruddin, telah menulis dua buku antologi puisi tunggal yakni Penulis Binatang Suci Teluk Penyu dan Diksi Para Pendendam. Kegemarannya pada kesusastraan memang sudah tertanam sejak lama saat ia masih remaja. Ketika ia masih duduk di bangku sekolah menengah pertama (SMP). Kala itu, di tahun 1974, ia kerap membaca buku-buku puisi karya Chairil Anwar, Sitor Situmorang, Taufik Ismail dan penyair-penyair lain. Kegemarannya menulis karya sastra, di masa remaja itu, lalu ia sertakan untuk ditempelkan di majalah dinding (Mading) sekolah. Siapa sangka kegemarannya ini, kelak bertahun-tahun kemudian menjadi bagian dari proses kreatif sampai ia mendapatkan penghargaan sepuluh besar di khatulistiwa award tahun 2012 untuk buku puisi Diksi Para Pendendam. Dua tahun sebelumnya, ia juga dikategiorikan sebagai penyair terkini se Jawa Tengah (Jateng) dalam Acara Komunitas Satra bergengsi di Jakarta, Salihara. Puisi-puisinya memiliki kualitas artisitik yang menonjol di jagat kepenyairan Jawa Tengah. "Di tahun 90-an sebenarnya saya juga menerbitkan manuskrip," ujarnya. Badrudin sendiri, mengaku terpacu untuk menulis sastra secara serius saat karyanya pertamakali dipublikasikan oleh majalah sasta ternama di Indonesia, Horison.  Majalah ini, yang pada mulanya diasuh oleh Paus Sastra Indobnesia, HB Jassin, juga menambah wawasannya terkait kesusastraan karena menampung esai-esai sastra. Badruddin Emce bisa dikatakan “pembeda utama“ dalam dunia kepenyairan Indonesia  yang mengeksplorasi dalam “bahasa ibu“ untuk menghadirkan puisi-puisi unik. Membaca Binatang Suci Teluk Penyu (2007) semisal, ia menghadirkan “situs” budaya dan mitos di Cilacap dan kekuatan bahasa “Banyumasan” untuk menghadirkan puisi modern. Tak hanya bergelut dengan dunia kreatif perseorangan saja, bersama beberapa seniman Cilacap ia juga aktif di komunitas Tjilatjapan Poetry Forum yang menerbitkan bulletin sastra Cangkir. "Dalam menulis puisi saya memang kerap memasukkan konten-konten lokal. Baik bahasa maupun tema," ujarnya. (ziz/ttg)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: