Manfatkan Kemajuan Medsos, hingga Buka Layanan Konsultasi Online

Manfatkan Kemajuan Medsos, hingga Buka Layanan Konsultasi Online

Srikandi KB Kroya Manfaatkan Aplikasi Seiya Sekata Bersama Pasangan (SKATA) Zaman semakin canggih semakin memudahkan orang untuk bertemu. Cara itulah yang ditempuh oleh para kader KB di Kroya menggunakan sosial media untuk merekrut aseptor KB pengguna Handphone. DARYANTO, Kroya Kusniati, Sawinah, Sariayuna, Siti Amirotuzakiyah, Siti Mutmainah dan Sutarti hanya geleng-geleng kepala saat ratusan ibu-ibu yang mengikuti training motivasi KB online asyik melakukan selfi ria setelah mendapat “pelajaran” dari ahli sosmed Muslimat NU. Keenam wanita itu adalah lulusan diklat motivator KB yang digelar oleh Muslimat NU pusat di Cilacap beberapa waktu lalu. Mereka menjadi srikandi-srikandi yang mampu membidik sasaran muda untuk bergabung menjadi akseptor KB setelah diberi pelatihan penggunaan aplikasi teknologi perencanaan keluarga yang diberi nama SKATA (berasal dari Seiya Sekata bersama pasangan). Aplikasi yang kini sudah dapat diunduh dari Google Play dan App Store ini aplikasi baru tentang perencanaan keluarga yang dapat diunduh secara gratis oleh pengguna Android atau IOS (iPhone). Selain itu SKATA juga dapat diakses di www.skata.info bagi mereka yang memiliki operating system berbeda, seperti misalnya Blackberry. Dengan mengunduh SKATA atau melihat websitenya masyarakat dapat memperoleh informasi tentang perencanaan keluarga lewat artikel yang ditulis oleh para ahli. SKATA memberikan penjelasan mendetail tentang masing-masing metode kontrasepsi seperti IUD dan implan, metode kontrasepsi jangka panjang yang memberikan perlindungan 3-12 tahun yang dapat dihentikan pemakaiannya sewaktu-waktu atau berbagai jenis metode kontrasepsi yang cocok bagi Ibu yang baru melahirkan. Melalui SKATA juga dapat diperoleh lokasi bidan terdekat untuk konsultasi. SKATA memberikan kuis-kuis untuk mengetes pengatahuan dan bahkan dapat digunakan menjadi menjadi agenda pribadi perencanaan keluarga seperti pengingat imunisasi, kalender menstruasi, kalender kontrasepsi, dan lain-lain. Atas pengalaman pelatihan inilah, kesuksesan Srikandi KB kroya yang tak lepas dari kekompkannya dalam melakukan upaya untuk mencari “korban” sosial media terus bertambah. Jika banyak sosial media yang dimanfaatkan untuk hal-hal yang tidak baik. Maka meraka membaliknya menjadi hal-hal yang baik dan bermafaat. “Kami memang diajari bagaimana memanfaatkan sosial media untuk membantu menambah ilmu,” kata Kusniati. Karena berlatar belakang sebagai wanita dan seorang ibu yang tergerak untuk membahagiakan buah hatinya, Kusniati dan kawan-kawan merasa tertantang untuk mengajak rekan-rekan sesama ibu-ibu muda untuk tahu banyak soal merencanakan keluarga. “Dan karena kami sudah diberikan alatnya, serta diajari bagaimana caranya menggunakan dan memanfaatkan. Maka setiap ada kesempatan kami lakukan komunikasi dengan teman-teman,” bebernya. Dengan aktif di media sosial, mereka menyebarkan “virus kebaikan” dengan lebih mudah. Sekarang, banyak ibu-ibu muda yang semakin sadar dengan posisinya sebagai pelindung generasi bangsa. “Sebab, ibulah yang dengan segala kesibukannya masih bisa membagi waktunya demi masa depan anak-anaknya, sehingga kesadaran itu harus dimiliki oleh setiap ibu rumah tangga,” ujar dia. Apalagi, lanjut dia, saat ini anak-anak jauh lebih pandai dalam urusan sosial media. Sehingga, ini sebagai sarana “membelokan” kepentingan masa depan anak-anaknya yang cenderung suka menabrak tatanan dan etika. Dengan hal itu, minimal menyelamatkan satu kader bangsa. Sebab, peran orang tua apalagi ibu akan sangat besar dalam membantu karakter anak. Oleh sebab itu, sejak dini kesadaran untuk menata keluarga harus dimilik oleh para ibu. “Kami sadar kemajuan teknologi tidak bisa dicegah. Namun kita harus bijak menggunakannya,”terang dia. Dengan cara itu pula sosialisasi pentingnya KB dalam rangka menata keluarga menjadi penting. Sehingga sosial media yang mampu menembus ruang dan waktu setiap individu harus digunakan sebagai alat untuk mobilisasasi. Sehingga srikandi-srikandi itu juga membuka layanan konsultasi online. Kader dituntut untuk menggunakan sosial media. Kemudian secara langsung bisa mendapatkan jawaban yang otentik dari nara sumber yang dipercaya. “Kami tugasnya memandu, dan siapapun bisa menggunakan cara itu untuk mencari informasi yang sebesar-besarnya melalui SKATA,” pungkasnya.(*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: