Peternakan Babi Masih Jadi Kontroversi

Peternakan Babi Masih Jadi Kontroversi

PURBALINGGA - Tak ingin muncul permasalahan sosial di lapangan terkait keberadaan peternakan babi di Kabupaten Purbalingga, Kamis  (11/2) Pemkab Purbalingga, memanggil calon investor peternakan babi. Dia rencananya akan membangun peternakan babi di Dukuh Katel Klawu RT 5/RW III, Desa Pengalusan, Kecamatan Mrebet Sebab beberapa waktu terakhir muncul penolakan dari beberapa kelompok masyarakat, terkait keberadaan peternakan babi di Kabupaten Purbalingga. Itu sebabnya, rencana pembangunan peternakan babi di Pengalusan tersebut, dirapatkan secara serius, agar tak menimbulkan permasalahan sosial. Penjabat Sekda Purbalingga Drs Kodadiyanto mengatakan, semua hasil masukan dari berbagai pihak yang mengikuti rapat tersebut, seperti  Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kabupaten Purbalingga, perwakilan desa, kecamatan serta SKPD terkait, akan menjadi catatan untuk dilaporkan kepada bupati. Dari hasil rapat tersebut, diharapkan muncul solusi terbaik untuk langkah selanjutnya agar tak menimbulkan permasalahan sosial di kemudian hari. Konsultan perencanaan peternakan babi, Eko mengklaim, rencana pembangunan peternakan babi di Desapengalusan tidak akan menimbulkan permasalahan sosial. Sebab, masyarakat sekitar pembangunan peternakan babi,  sudah memberikan pesertujuan. "Peternakan tersebut juga tidak mendapatkan penolakan dari masyarakat sekitar. Karena sebelum ada rencana pendirian peternakan babi di desa tersebut sejumlah warga juga pernah menjadi peternak," jelasnya. Dia  mengklaim, peternakan babi yang akan dibangun tidak akan menimbilkan polusi atau kerusakan lingkungan sekitar. “Yang menjadi prioritas nomor satu nanti adalah penglolaan limbahnya. Karena dari beberapa pengalaman, adanya peternakan babi di wilayah Purbalingga, para peternak tidak mengelola limbahnya dengan baik. Sehingga terjadi masalah dengan lingkungan sekitar,” jelasnya. Dia mengunkapkan, pengelolaan limbah ternak tersebut akan menggunakan sistem pengolahan tertutup, serta memakai teknologi biogas.Dengan sistem tersebut, dapat memenuhi kebutuhan energi untuk memasak atau penerangan. Rencananya, peternakan babi tersebut, akan menggunakan lahan seluas 21.000 meter persegi. Peternakan babi juga akan menampung lebih 4.000 ekor babi. Jaringan air yang di pakai untuk keperluan ternak tersebut menggunakan sumber air yang jauh dari pemukiman penduduk sejauh 1,5 kilometer. Serta transportasi pemasaran hasil ternak babi akan melewati jalan jalur hutan dan dipasok ke wilayah Pantura serta wilayah Jakarta. (tya)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: