Sabar Dalam Menerima Masalah

Sabar Dalam Menerima Masalah

Drs. H. Ahmad Kifni Wakil Ketua Badan Pembina Harian (BPH) Universitas Muhammadiyah Pruwokerto (UMP), Drs. H. Ahmad Kifni mengungkapkan bahwa ibadah puasa kali ini terasa berat lantaran bersamaan dengan wabah virus corona yang saat ini tengah berlangsung. Ia meminta masyarakat bersabar dalam menghadapi situasi saat ini. “Ternyata musibah ibu pahit, musibah itu berat. Kita tidak lalu berburuk sangka kepada Allah, justru muhasabah untuk diri kita sendiri. Mungkin untuk mengurangi dosa kita, ketakaburan kita. Oleh karena itu Assobru Indal Musibah, bersabar tatkala menerima musibah,” kata Ust Ahmad Kifni dalam kultum disiarkan di UMP TV. Menurutnya dengan ibuadah Puasa Ramadhan, dilatih untuk bersabar, karena sabar tatkala menerima musibah itu, termasuk pahit tetapi ‘manis dan nikmat. “Yang kedua, bersabar dalam ibadah. Ibadah itu memerlukan kesabaran apa lagi amaliah Ramadhan berbuasa itu, haruslah dengan kesabaran. Sabar dalam mentaati perintah-perintah Allah, dan sabar dari meninggalkan larangan-larangan Allah,” jelasnya. Sabar dalam mencari amalan-amalan yang bisa menguatkan amalan ibadah Ramadhan, dan sabar dalam meninggalkan dari hal yang bisa merusak amaliyah Ramadhan. “Ketiga. Sabar tatkala berjuang. Berjuang itu sesuai dengan kemampuannya masing-masing. Setiap orang harus memiliki perjuangan sesuai dengan kemampuannya masing-masing. Jangan mudah mutungan, karena perjuangan ternyata membutuhkan kesabaran. Keempat. Sabar dari godaan maksiat. Maskiat orang modern alatnya juga sudah modern. HP itu tidak memiliki nilai dosa, tergantung pemanfaatannya. Kalua tekhnologi informatika seperti sekarang ini bisa dimanfaatkan untuk mengaji online. Itu bisa bernilai ibadah. “Sabar dalam kamsiat, lebih-lebih dalam amaliyah Ramadhan. Agar ibadah puasa kita bisa diterima oleh Allah, janganlah dikotori dengan hal-hal yang bernuansa maksiat,” tandasnya. Kelima. Sabar dalam godaan dunia. Dunia ini adalah ladangnya akhirat. Tapi haruslah kita bersabar. Jangan kita yang dikuasai oleh dunia, tapi dunialah yang harus kita kuasai untuk menjadi alat ibadah kepad Allah. “Genggamlah dunia ditanganmu, letakanlah akhirat di dihatimu. Mari kita kuasai dunia, bukan untuk kesenangan duniawi saja, tetapi alat untuk kesenangan ukhrowi yaitu, dunia dijadikan alat untuk beribadah kepada Allah yang semuanya membutuhkan kesadaran,” pungkasnya. (tgr)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: