Monumen Soedirman Tapen, Jejak Sejarah dan Ekonomi Baru

Monumen Soedirman di Desa Tapen, Banjarnegara.-PUJUD/RADARMAS-
BANJARNEGARA, RADARBANYUMAS.CO.ID - Sebuah lahan milik PLN Indonesia Power UBP Mrica di Desa Tapen, Banjarnegara, yang sebelumnya tidak termanfaatkan, kini bertransformasi menjadi kawasan wisata sejarah dan edukasi.
Diresmikan dengan nama Monumen Bendungan Soedirman Tapen, lokasi ini menjadi simbol kolaborasi antara Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Tapen dan PLN Indonesia Power dalam mendayagunakan aset negara untuk kepentingan masyarakat.
Monumen ini tidak hanya menampilkan pemandangan Bendungan Panglima Besar Soedirman dari sisi Desa Tapen, tapi juga berdiri sebagai penghormatan kepada para pekerja yang gugur dalam proses pembangunan bendungan tersebut salah satu proyek besar ketenagalistrikan di Jawa Tengah.
Senior Manager PLN Indonesia Power UBP Mrica, Nazrul Very Andhi, menegaskan bahwa pendirian monumen ini adalah bentuk penghormatan terhadap sejarah dan mereka yang telah berkorban untuk pembangunan nasional. Namun ia juga menyoroti pentingnya nilai ekonomi dan edukasi dari pengembangan kawasan tersebut.
BACA JUGA:Jalan Rusak di Kalibening, Perbaikan Tertunda karena Refocusing
BACA JUGA:Job Fair Masuk Kecamatan, Banjarnegara Uji Format Baru untuk Perangi Pengangguran
“Monumen ini bukan sekadar tempat wisata, tapi juga bentuk penghormatan kita kepada para pahlawan pembangunan. Mereka adalah bagian dari sejarah besar bangsa ini,” ujar Nazrul, Jumat (9/5/2025).
Ia menambahkan, kolaborasi ini merupakan bukti bahwa aset milik negara bisa dikelola bersama demi kepentingan masyarakat luas. “Kami ingin memberikan manfaat yang nyata, terutama bagi warga sekitar.”
Kawasan yang kini dikelola oleh BUMDes Tapen itu mulai menarik kunjungan warga dan pelajar. Selain menikmati lanskap bendungan, pengunjung juga bisa mengenal sejarah pembangunan infrastruktur vital yang kini menopang sistem kelistrikan wilayah selatan Jawa Tengah.
Monumen Bendungan Soedirman Tapen saat ini dilengkapi dengan sejumlah fasilitas dasar dan tengah dikembangkan lebih lanjut. Kepala BUMDes Tapen menyatakan bahwa pengelolaan dilakukan secara swadaya dan bertahap, namun antusiasme warga setempat sangat tinggi.
“Ini menjadi peluang bagi kami untuk menggerakkan ekonomi desa, terutama sektor pariwisata dan UMKM lokal,” ujarnya.
Dengan kemunculannya, monumen ini tidak hanya menjadi destinasi wisata baru, tetapi juga contoh bagaimana aset milik negara dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan kesejahteraan warga secara langsung dengan tetap menghormati nilai-nilai sejarah.(jud)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: