Pergerakan Tanah di Banjarnegara, Puluhan Rumah dan Infrastruktur Terdampak

Pergerakan Tanah di Banjarnegara, Puluhan Rumah dan Infrastruktur Terdampak

Kondisi bangunan dan rumah milik warga di Desa Ratamba, Kecamatan Pejawaran yang rusak akibat pergerakan tanah.-PMI Banjarnegara Untuk Radarmas-

BANJARNEGARA, RADARBANYUMAS.CO.IDPergerakan tanah yang melanda Dusun Kaliireng, Desa Ratamba, Kecamatan Pejawaran, semakin mengkhawatirkan. Hingga kini, 13 rumah mengalami kerusakan berat, sementara puluhan warga terpaksa mengungsi karena rumah mereka terancam ambruk. Tidak hanya itu, sebuah pondok pesantren juga berada dalam bahaya, memicu keprihatinan mendalam di masyarakat.

Fenomena ini pertama kali terjadi pada Senin (20/1/2025) dan semakin parah pada Selasa (21/1/2025). Warga melaporkan langsung merasakan tanah bergeser, menimbulkan retakan di dinding rumah dan suara gemuruh di beberapa lokasi.

Humas PMI Kabupaten Banjarnegara, Alwan Rifai mengungkapkan, peristiwa ini dipicu hujan deras yang mengguyur selama beberapa hari terakhir. Longsor di kawasan tersebut pada pukul 02.00 WIB menjadi pemicu utama pergerakan tanah.

"Sebanyak 15 rumah terdampak, 13 di antaranya rusak berat. Rata-rata tembok rumah retak, bahkan ada yang roboh. Akibatnya, 17 kepala keluarga harus mengungsi ke tempat yang lebih aman," jelas Alwan, Rabu (22/1/2025).

BACA JUGA:Banjir dan Longsor Landa Banjarnegara, Puluhan Rumah Terdampak

BACA JUGA:Jalan Utama Banjarnegara-Kayuares Ditutup Akibat Tanah Gerak

Kerusakan juga meluas ke infrastruktur penting. Jalan utama Pejawaran-Batur dilaporkan amblas sepanjang 100 meter, memutus akses transportasi di wilayah tersebut. Kondisi ini menghambat distribusi bantuan dan aktivitas warga sekitar.

Sebagai langkah tanggap darurat, PMI bersama BPBD dan instansi terkait telah mendirikan posko bencana di balai desa setempat. Tim gabungan terus memantau perkembangan pergerakan tanah dan berupaya memitigasi risiko lebih lanjut.

Tidak hanya menyasar rumah-rumah warga, ancaman juga menghantui pondok pesantren yang menjadi tempat tinggal puluhan santri. Belum ada laporan korban jiwa, namun dampak sosial dan ekonomi akibat pergerakan tanah ini dipastikan besar.

Sementara itu, akses jalan yang terputus mempersulit mobilisasi bantuan logistik dan alat berat untuk memperbaiki jalan. "Kami berharap pemerintah segera memberikan perhatian khusus untuk memperbaiki jalan yang rusak dan mengevakuasi warga yang terdampak," imbuh Alwan.

Bencana ini menjadi pengingat akan pentingnya kesiapsiagaan menghadapi perubahan cuaca ekstrem, dan potensi bencana geologi di wilayah rawan seperti Banjarnegara. (jud)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: