Distankanak Banjarnegara Temukan 17 Kasus Hewan Ternak Terindikasi PMK

Distankanak Banjarnegara Temukan 17 Kasus Hewan Ternak Terindikasi PMK

Distankanak Banjarnegara saat memeriksa hewan sapi di Pasar Hewan Petambakan Banjarnegara. -PUJUD/RADARMAS-

BANJARNEGARA, RADARBANYUMAS.CO.ID - Dinas Pertanian, Peternakan, dan Ketahanan Pangan (Distankanak) Kabupaten BANJARNEGARA melaporkan temuan 17 ekor sapi dengan gejala mirip penyakit mulut dan kuku (PMK), serta satu ekor sapi mati akibat penyakit ini.

Data ini disampaikan oleh Kabid Peternakan Distankanak Banjarnegara, Akhmad Husen, dalam keterangan resminya. “Data terus bertambah. Sebelumnya tercatat 13 ekor sapi terinfeksi, hingga hari Senin jumlahnya meningkat menjadi 17 ekor, dan satu ekor sapi dilaporkan mati dengan ciri-ciri menyerupai PMK,” ungkap Akhmad Husen, Selasa (14/1/2025).

Distankanak telah mengambil langkah pencegahan dengan memeriksa hewan ternak di pasar hewan dan melakukan penyemprotan cairan disinfektan. Selain itu, edukasi kepada peternak juga digencarkan.

“Dinas menyediakan cairan disinfektan gratis bagi peternak yang membutuhkan, termasuk vaksin khusus untuk hewan ternak. Kami minta peternak segera melapor ke Pusat Kesehatan Hewan (Puskeswan) jika ada indikasi PMK,” tambahnya.

BACA JUGA:Tim Satgas PMK Banjarnegara Pantau Kandang Ternak, Antisipasi Penyebaran Virus

BACA JUGA:Hewan Kurban di Banjarnegara Dipastikan Aman dari PMK

Untuk menangani kasus ini, Distankanak menyiapkan 12.000 dosis vaksin khusus sapi serta cairan disinfektan gratis guna mencegah penyebaran lebih luas.

Dokter hewan dari Distankanak Banjarnegara, drh Agung Yuwono menyatakan, penyebaran PMK di wilayah tersebut masih terkendali dan tidak menunjukkan lonjakan signifikan.

“Total ada 17 ternak yang terdeteksi terkena PMK di 20 kecamatan. Penyebaran biasanya terjadi ketika ternak didatangkan dari luar daerah tanpa pengawasan ketat,” jelasnya.

Dampak lain dari kemunculan PMK dirasakan langsung oleh pedagang hewan ternak.

Suryadi, salah satu pedagang di Pasar Hewan Petambakan, mengungkapkan bahwa transaksi jual beli ternak, terutama sapi, mengalami penurunan drastis.

“Sebelum isu PMK, rata-rata ada 700 ekor ternak masuk pasar setiap hari. Sekarang, jumlahnya tak lebih dari 150 ekor,” katanya.

Menurut Suryadi, selain isu PMK, kondisi ekonomi yang sulit turut memengaruhi daya beli masyarakat. Ia juga menyoroti perbedaan karakteristik PMK kali ini. (jud)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: