Kemunculan Api dari Tanah di Desa Sijeruk Hebohkan Warga Banjarnegara
Heboh gas alam yang muncul di perkebunan warga di Desa Sijeruk, Kecamatan Banjarmangu.-PUJUD/RADARMAS-
BANJARNEGARA, RADARBANYUMAS.CO.ID - Warga Desa Sijeruk, Kecamatan Banjarmangu, Kabupaten BANJARNEGARA, dikejutkan dengan munculnya api dari dalam tanah di area perkebunan.
Fenomena ini terjadi setelah sejumlah warga mencium bau gas menyengat di sekitar lokasi. Peristiwa tersebut segera memicu kekhawatiran di tengah masyarakat.
Kepala Desa Sijeruk, Ramel menjelaskan, warga awalnya hanya mencium bau gas yang kuat di area perkebunan. Ketika ditelusuri lebih lanjut, ditemukan bahwa bau gas itu berasal dari sebuah celah kecil di tanah.
"Seorang warga mencoba menyalakan api di dekat lubang, dan ternyata api menyala secara terus-menerus dari rongga tersebut," kata Ramel, Rabu (23/10/2024).
BACA JUGA:Pembentukan Alkap DPRD Banjarnegara Akhirnya Selesai, Setelah Sempat Terjadi Perdebatan Alot
BACA JUGA:Penemuan Mayat Bayi Perempuan di Tong Sampah Klinik Banjarnegara
Karena khawatir akan risiko kebakaran atau ledakan, warga segera melaporkan kejadian ini kepada pihak berwenang, termasuk Polsek dan Koramil.
Tim dari BPBD Banjarnegara juga segera turun untuk meninjau dan mengamankan lokasi.
Menurut Plt Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Banjarnegara, Junaidi, tim telah melakukan pemeriksaan awal di lapangan dan menemukan bahwa gas yang keluar termasuk kategori gas rawa.
“Daerah ini memang rawan bencana, jadi kemungkinan ada beberapa titik lain yang juga mengeluarkan gas alam. Kami sedang berkoordinasi dengan berbagai pihak untuk menangani ini,” jelas Junaidi.
BACA JUGA:KPU Banjarnegara Fokus Pada Pemilih Disabilitas, 5.502 Pemilih Terdata untuk Pilkada 2024
BACA JUGA:Pj Bupati Banjarnegara Lantik 15 Pejabat Baru, Rotasi Berdasarkan Kebutuhan Organisasi
Pengukuran awal di lokasi menunjukkan bahwa kadar gas mudah terbakar berkisar antara 10 hingga 34 ppm, sedangkan konsentrasi karbon dioksida (CO2) maksimal mencapai 2 ppm, yang masih dianggap aman karena batas bahaya baru tercapai pada level 5 ppm.
"Meskipun situasinya saat ini masih aman, kami tetap mengimbau warga untuk menjauh dari lokasi agar terhindar dari potensi risiko," tambah Junaidi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: