Meresahkan, Modus Penipuan QRIS di Alun-Alun Purwokerto, Pelaku Ternyata Mahasiswi

Meresahkan, Modus Penipuan QRIS di Alun-Alun Purwokerto, Pelaku Ternyata Mahasiswi

Pelaku mahasiswi saat diamankan di Pos Jaga Satpol PP Pemkab Banyumas, Minggu (26/5/2024). -HUMAS PKL UNTUK RADARMAS-

PURWOKERTO, RADARBANYUMAS.DISWAY.ID – Seorang mahasiswi berinisial NIP yang kerap melakukan penipuan menggunakan aplikasi QRIS saat membeli jajanan di Alun-Alun PURWOKERTO, akhirnya terciduk. 

NIP berhasil diamankan setelah sejumlah pedagang kaki lima (PKL) Alun-Alun Purwokerto melaporkan keluhan terkait pembayaran yang tidak diterima meskipun terlihat seolah-olah sudah dilakukan.

Humas Paguyuban PKL se Hati Alun-Alun Purwokerto, Sugiyanto mengatakan, mahasiswi tersebut sebelumnya sudah menjadi incaran. 

BACA JUGA:Pengamat : Masyarakat Bisa Melihat Kapasitas dan Kapabilitas, Soal Persaingan Paman dan Keponakan Pada Pilkada

"Jadi ini memang sudah menjadi incaran orang Alun-Alun, sudah sering kali cuma kan orang-orang tidak memperhatikan. Terus kemarin hari Minggu sore, saya dapat keluhan dari anggota bahwa sering terjadi," kataya kepada Radarbanyumas, Senin (27/5/2024). 

Dan diantara para pedagang yang mengalami kasus penipuan tersebut, ternyata telah mengenali ciri-ciri pelaku. 

"Kebetulan ada beberapa orang yang sudah memperhatikan, terus kasih ciri-ciri, dan dihimbau hati-hati dengan orang yang menggunakan QRIS dengan ciri-ciri wanita berambut panjang dan berkacamata," jelasnya. 

BACA JUGA:Bawaslu Banyumas Fokus Lima Potensi Pelanggaran Krusial Pilkada 2024

Pukul 21.30 WIB, Minggu (26/5/2024), pelaku dengan ciri-ciri tersebut melakukan transaksi lagi di salah satu PKL. 

"Terus saya meluncur kesana. Nah disitu saya pegang orang itu, terus saya bawa ke satpol PP (pos Satpol PP Pemkab Banyumas, red). Setelah saya interogasi dia memang keliatan kaya orang bingung," ujar Anto. 

Pelaku terlihat bingung dan memberikan keterangan yang tidak konsisten. 

BACA JUGA:993 Anggota PPS Pilkada Serentak 2024 di Banyumas Dilantik

"Pertama dia bilang bapaknya kerja di showroom di Semarang, dan dia mengaku mahasiswa. Dia datang ke sini bersama seseorang (ibu-ibu,red) yang sering mengajaknya jalan-jalan, tetapi saya curiga itu komplotan," paparnya. 

Setelah KTP, ATM, dan HP pelaku ditahan. Ibu-ibu yang bersamanya lalu memutuskan menelpon ayah pelaku yang sebenarnya ada di Purwokerto. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: