Inovasi Onduline: Mengubah Stigma Atap Ringan

Inovasi Onduline: Mengubah Stigma Atap Ringan

Direktur PT Onduline Indonesia, Esther Pane (dua dari kiri) didampingi jajaran management PT. Onduline Indonesia, berswa foto di galeri House of Onduline, Alam Sutera, Tangerang, Banten, usai menerima penghargaan Green label Indonesia dari Green Product C-Onduline Indonesia untuk Radarmas-

TANGERANG, RADARBANYUMAS.DISWAY.ID - Penggunaan atap bitumen telah menjadi tren yang cukup masif di industri bahan bangunan Indonesia. Namun, masih ada sejumlah masyarakat yang menganggap bahwa atap bitumen memiliki beberapa kelemahan karena bobotnya yangringan. Melalui inovasinya, Onduline hadir untuk mengubah stigma tersebut.

Onduline merupakan perusahaan produsen atap bitumen asal Perancis, yang didirikan padatahun 1944 dan masuk ke Indonesia sejak 19 tahun lalu.

Menurut Esther Pane, Direktur PT Onduline Indonesia, tren penggunaan baja ringan yang menggantikan penggunaan kayu sebagai rangka atap, menunjukkan bahwa masyarakat mulai menginginkan bahan yang lebih ringan untuk kebutuhan bahan bangunan.

Maka dari itu, Onduline menjawab demand akan bahan yang lebih ringan tersebut dengan menghadirkan atap bitumen dengan berbagai keunggulan dan manfaatnya.

Ringan bukan berarti lemah. Dalam melakukan inovasinya, Onduline telah melalui berbagai proses penelitian dan uji coba. Proses yang sedemikian rupa tersebut telah berhasil menciptakan atap yang tidak hanya ringan, namun juga kuat.

Material pembentuk atap Onduline salah satunya mencakup serat selulosa yang diperkuat dengan resin dan bitumen.
Material ini tidak hanya menghasilkan atap yang kuat namun fleksibel, sehingga atap ringan Onduline tidak rentan melendut atau tertekuk.

Sifatnya yang ringan, kuat, dan fleksibel, jika didukung dengan pemasangan yang tepat sesuai rekomendasi, akan membuat atap Onduline memiliki ketahanan yang baik terhadap angin dan hujan besar.

Hasil uji oleh laboratorium material bangunan menunjukkan bahwa atap Onduline Classic dan Onduvilla memiliki ketahanan angin, dengan kecepatan mulai dari 260-318km/jam, tergantung dengan bahan rangka reng yang digunakan. Hasil tersebut jauh lebih tinggi dibandingkan kecepatan angin rata-rata di Indonesia.

Selain kekuatan dan ketahanannya, keunggulan lain dari Onduline adalah variasi desain, bentuk, dan warna atapnya yang beragam dan estetik. Variasi ini dihadirkan untuk mengakomodasi kebutuhan bentuk dan desain bangunan yang berbeda-beda.

Ada yang cocok untuk atap miring, ada yang dapat diaplikasikan pada atap berbentuk busur, ada yang berukuran kecil sehingga dapat mengikuti bentuk bangunan yang lebih rumit, bahkan ada juga yang dapat diaplikasikan pada atap berbentuk lengkung dan bulat.

Pilihan warnanya dari setiap produknya pun tidak kalah menarik. Penggunanya akan memiliki banyak opsi yang
dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan estetika rumah atau bangunannya.

Terkadang sesuatu yang estetik identik dengan harga yang mahal. Namun, hal tersebut tidak menjadi soal ketika menggunakan Onduline. Atap ringan adalah solusi yang dapat membuat keseluruhan biaya pemasangan dan perawatan atap menjadi lebih ekonomis.

Bobot atap Onduline yang ringan membuat pekerja bangunan dapat lebih mudah memindahkan atap dari
bawah ke atas, sehingga pengerjaannya dapat menghemat waktu, tenaga, dan biaya konstruksi.

Biaya untuk struktur penopang atapnya juga dapat menjadi lebih murah karena berat yang ditopangnya lebih ringan. Selain itu, material bitumen selulosa tergolong kuat untuk menghadapi curah hujan yang tinggi di Indonesia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: