CKG Pelajar Dimulai Juli, Sasar 241.467 Siswa
Ketua Tim CKG Dinkes Banyumas, Anwar Hudiono.-ALWI SAFRUDIN/RADARMAS-
PURWOKERTO, RADARBANYUMAS.CO.ID – Program Cek Kesehatan Gratis (CKG) untuk pelajar di Banyumas akan mulai dilaksanakan mulai Juli 2025, bertepatan dengan tahun ajaran baru. Program ini akan menyasar 241.467 siswa dari jenjang SD hingga SMA/sederajat dan berlangsung hingga Desember mendatang.
"Kalau target belum tercapai sampai akhir tahun, akan dilanjutkan tahun depan," kata Ketua Tim CKG Dinas Kesehatan (Dinkes) Banyumas, Anwar Hudiono.
Anwar menyebutkan, saat ini program masih dalam tahap persiapan. Tim khusus CKG untuk anak sekolah telah dibentuk. Puskesmas di seluruh wilayah juga sudah berkoordinasi dengan lintas sektor termasuk Dinas Pendidikan (Dindik) dan Kementerian Agama (Kemenag) Banyumas. Rapat koordinasi lanjutan dijadwalkan pada 26 Juni.
"Pedoman standar pemeriksaan sudah kami siapkan. Termasuk alur teknis dan dokumen pelaksanaan. Kami juga menggandeng organisasi profesi seperti IDI dan PDGI," jelasnya.
BACA JUGA:Menunggu Integrasi Aplikasi, CKG Belum Bisa di Klinik
Cakupan pemeriksaan bervariasi sesuai jenjang pendidikan. Untuk siswa SD usia 7–12 tahun, ada 13 jenis pemeriksaan. Di antaranya, pemeriksaan status gizi, tekanan darah, gula darah, skrining TBC, indra, gigi, liver, kesehatan jiwa, kesehatan reproduksi, hingga tes kebugaran untuk kelas 4–6. Untuk kelas 5 dan 6, juga dilakukan skrining perilaku merokok.
Pemeriksaan untuk siswa SMP bertambah menjadi 15 item. Hampir sama seperti SD, namun khusus kelas 9 akan ditambahkan skrining riwayat imunisasi HPV yang bertujuan mencegah kanker serviks.
"Untuk SMA sederajat, tidak ada imunisasi HPV, tapi ada tambahan skrining anemia," terang Anwar.
Ia menambahkan, skrining kesehatan ini sedikit berbeda dengan CKG biasa karena mencakup pemeriksaan kadar gula darah menggunakan metode Point of Care Test (POCT). Nantinya, teknis pelaksanaannya akan diterangkan terlebih dahulu kepada orang tua siswa.
BACA JUGA:CKG Libur Lebaran Dibuka Terbatas
Saat ini, pencatatan hasil belum bisa dilakukan lewat aplikasi ASIK karena belum mengakomodasi pelajar. Namun Dinkes tetap menyiapkan sistem dokumentasi secara manual dan internal.
"Ini bukan sekadar pemeriksaan, tapi bagian dari upaya pencegahan dini dan penguatan layanan kesehatan anak usia sekolah," tandas Anwar. (alw)
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:


