Investasi dengan Nilai Total Rp 51 Miliar Dipastikan Masuk Kabupaten Purbalingga
Penandatanganan komitmen investasi ketiga perusahaan di Andrawina Hall Hotel Owabong, Bojongsari, Selasa, 23 Desember 2025.-Prokompim Setda Purbalingga-
PURBALINGGA, RADARBANYUMAS.DISWAY.ID - Tiga investasi dengan nilai total Rp 51 miliar, dari tiga perusahaan menengah bakal hadir di Kabupaten Purbalingga. Ketiga perusahaan tersebut, bergerak di sektor perdagangan dan industri pengolahan.
Yakni, PT Akur Pratama dengan nilai investasi awal Rp 36 miliar dan serapan tenaga kerja 100 orang. PT Fengsheng Non Woven Indonesia dengan investasi awal Rp 8 miliar dan serapan 300 tenaga kerja. Serta PT Jadi Baru dengan investasi awal Rp 5 miliar dan serapan 150 tenaga kerja.
Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kabupaten Purbalingga Johan Arifin mengatakan, ketiga perusahaan tersebut, akab mengucurkan investasinya pada tahun 2026 mendatang. "Seluruhnya adalah investasi awal, jadi masih bisa betkembang ke depannya," katanya.
Dia menambahkan, penandatanganan komitmen investasi ketiga perusahaan tersebut, telah dilakukan dalam Purbalingga Business Forum yang digelar di Andrawina Hall Hotel Owabong, Bojongsari, Selasa, 23 Desember 2025.
BACA JUGA:Realisasi Investasi di Purbalingga Sudah Tercapai 86,76 Persen
Sementara itu, Wakil Bupati Purbalingga Dimas Prasetyahani mengatajan, Pemkab Purbalingga tidak akan sedikitpun mempersulit proses perizinan. "Jangan sampai ada investor yang kesulitan,” katanya.
Dia mengajak seluruh OPD untuk memberikan solusi konkret, bukan normatif, terhadap calon investor yang menghadapi kendala. "Sehingva, jangan sampai investor yang sudah memiliki semangat dan roadmap justru tertolak di tengah jalan," ujarnya.
Dimas mengakui bahwa Penanaman Modal Asing telah berkembang pesat di sejumlah daerah Jawa Tengah seperti Brebes dan Kabupaten Tegal.
Sejumlah daerah itu, sudah memiliki akses tol, sementara Purbalingga belum memiliki jalan nasional maupun exit tol. “Ini tantangan bagi kita. Tapi Purbalingga punya unique selling point. Yaitu situasi yang kondusif, stabil, masyarakat tidak menuntut neko neko karena cost untuk slow living di Purbalingga masih memadai,” katanya. (tya)
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:

