Banner v.2
Banner v.1

Hingga Bulan Mei 2025 Dinkes Purbalingga Catat 44 Kasus HIV Baru, Kelompok LSL Jadi Penyumbang Terbesar

Hingga Bulan Mei 2025 Dinkes Purbalingga Catat 44 Kasus HIV Baru, Kelompok LSL Jadi Penyumbang Terbesar

Ilustrasi HIV. Kasus HIV baru di Purbalingga mencapai 44 kasus hingga Mei 2025.--

PURBALINGGA, RADARBANYUMAS.CO.ID - Sebanyak 44 kasus baru HIV ditemukan di Kabupaten Purbalingga hingga Mei 2025. Hal ini didasarkan pada data Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Purbalingga. Dengan penambahan tersebut, total orang dengan HIV/AIDS (ODHA) di Purbalingga kini mencapai 669 orang.

Menurut Ardi, Penanggung Jawab Program HIV IMS Dinkes Purbalingga, penyebab terbanyak kasus HIV baru ini berasal dari perilaku LSL (Lelaki Seks dengan Lelaki). Kelompok ini menyumbang sekitar 30 persen dari total kasus. Selain LSL, HIV juga ditemukan pada pasien TBC, ibu hamil, dan pasangan dari ODHA.

"Rata-rata kasus yang ditemukan berada di usia produktif, antara 19 sampai 55 tahun. Masih didominasi laki-laki. Ini jadi perhatian kita bersama," kata Ardi saat ditemui radarmas, Kamis (19/6).

Ardi juga menjelaskan penularan HIV sangat erat kaitannya dengan kelompok populasi kunci, seperti homoseksual, wanita pekerja seks, transgender, dan pengguna narkoba suntik.

BACA JUGA:Ditemukan 589 Kasus HIV/AIDS, Tren Peningkatan Justru Terjadi di Komunitas LSL

Untuk mencegah penularan di kelompok ini, pemerintah telah menyediakan obat pencegahan HIV bernama PrEP (pre-exposure prophylaxis) secara gratis di lima puskesmas: Purbalingga, Bojong, Kalimanah, Pengadegan, dan Kutasari.

Sementara untuk ibu hamil yang positif HIV, ada protokol khusus agar bayi tidak tertular. Mulai dari mengonsumsi obat ARV selama 6 bulan, melakukan persalinan caesar, hingga tidak memberikan ASI pada bayi yang dilahirkan.

Meski HIV tidak langsung menyebabkan kematian, penyakit ini melemahkan sistem kekebalan tubuh. Itulah mengapa penderita HIV rentan terserang penyakit lain seperti TBC dan pneumonia. Banyak kematian terkait HIV justru disebabkan oleh penyakit-penyakit penyerta tersebut.

Dinkes Purbalingga terus mengintensifkan sosialisasi melalui puskesmas dan bekerja sama dengan KPAD (Komisi Penanggulangan AIDS Daerah) untuk menekan angka kasus baru, sekaligus mendorong masyarakat agar lebih terbuka memeriksakan diri.

BACA JUGA:Kasus HIV Baru di Banjarnegara Meningkat, Mayoritas Penderita Laki-Laki

"Kuncinya ada di kesadaran. Kalau merasa berisiko, segera periksa. HIV bukan akhir segalanya kalau terdeteksi dan ditangani sejak awal," tutup Ardi.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber: