Banner v.2
Banner v.1

Musim Hujan Sampai April, Kemarau Diprediksi Mulai Mei

Musim Hujan Sampai April, Kemarau Diprediksi Mulai Mei

Bencana alam tanah longsor di wilayah Utara Purbalingga.-BPBD Purbalingga untuk Radarmas-

PURBALINGGA, RADARBANYUMAS.DISWAY.ID - Curah hujan untuk wilayah di Kabupaten Purbalingga saat ini masih menengah-tinggi. Karenanya, bencana hidrometeorologi masih tetap diwaspadai. Sedangkan musim kemarau akan masuk mulai mendatang, sesuai laporan periodik dari Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG).

"Karena curah hujan masih tinggi, maka bencana hidrometeorologi masih harus diwaspadai. Terutama di wilayah rawan bencana tanah longsor tanah bergerak dan banjir," kata Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Purbalingga, Ir Prayitno MSi, Jumat 11 April 2025.

Sesuai surat Kepala Dinas Energi dan Sumberdaya Mineral nomor : 500.10.5.3/791 perihal Antisipasi Tanah Longsor, prakiraan curah hujan wilayah Purbalingga bulan Februari- April 2025 berada pada kategori Menengah – Tinggi, dengan kriteria Curah Hujan 401 – 500 mm atau di wilayah bagian selatan Purbalingga, dan > 500 mm atau di sebagian besar wilayah Purbalingga.

Sedangkan untuk menghadapi potensi bencana tersebut dan memastikan keselamatan serta kesiapsiagaan masyarakat, diminta perhatian dan kerjasama OPD terkait untuk melaksanakan sejumlah upaya.

BACA JUGA:Curah Hujan Sampai April, Waspada Bencana Hidrometeorologi

BACA JUGA:Hujan Deras Tebing Jalan di Dua Wilayah Longsor, Lalu Lintas Sempat Terganggu

"Mei mendatang saat kemarau mulai tiba, potensi wilayah krisis air bersih juga tetap menjadi perhatian kami dan secara umum Pemkab Purbalingga," imbuhnya.

Pihaknya berharap dengan adanya pembelajaran dari sosialisasi kebencanaan, kejadian bencana dan kewaspadaan bencana, resiko bencana bisa diminimalkan.

"Berkoordinasi dengan stakeholder terkait (BPBD, OPD terkait, Forkopimcam dan Ormas/relawan bidang kebencanaan) dalam penanganan darurat bencana harus diutamakan," tegasnya.

Pihaknya terus berupaya melakukan monitoring dan penyebaran informasi di grup kebencanaan. Sehingga jika ada kejadian, maka gerakan penanganan bisa cepat terealisasi di lokasi kejadian.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber: